PR DEPOK - Sate bandeng dikenal sebagai hidangan lezat yang telah menjadi ikon kuliner Banten. Lebih dari sekadar santapan lezat, Sate Bandeng mengandung sejarah panjang yang melibatkan kecerdikan seorang koki di kerajaan Banten pada masa Sultan Maulana Hasanuddin antara tahun 1552-1570.
Legenda di Balik Sate Bandeng
Cerita dimulai ketika Sang Sultan menginginkan hidangan istimewa dengan ikan bandeng sebagai bahan dasar. Tantangan muncul karena ikan ini memiliki duri halus yang berbahaya.
Sang koki, dengan kreativitasnya, mengolah daging ikan bandeng dengan hati-hati, memisahkan tulang dan duri, hingga menghasilkan daging halus. Adonan ini kemudian dicampur dengan rempah-rempah, dimasukkan ke dalam bambu, dan dipanggang hingga matang.
Merambah dari Istana ke Meja Masyarakat
Kelezatan Sate Bandeng tidak hanya dinikmati oleh bangsawan, melainkan juga merambah ke meja sehari-hari masyarakat Banten.
Awalnya menjadi kuliner istana, Sate Bandeng kemudian menjadi pilihan favorit di kalangan umum. Bahkan, menjadi oleh-oleh populer bagi wisatawan yang berkunjung ke Serang atau kawasan pesisir Provinsi Banten.
Keunikan dalam Setiap Aspek
Baca Juga: 15 Link Twibbon Hari Guru Nasional 2023 Terbaru, Jadikan Foto Profil Medsos untuk Rayakan HGN ke-78
Sate Bandeng memiliki keunikan dalam cita rasa dan proses pembuatannya. Ikan bandeng, yang biasanya diolah dengan cara digoreng atau dibakar, pada Sate Bandeng disajikan dalam bentuk sate. Ini memberikan sensasi baru, di mana daging ikan yang lembut dipadu dengan rempah-rempah menciptakan harmoni cita rasa yang tak terlupakan.
Bahan Utama dan Bumbu Rahasia
Bahan utama Sate Bandeng adalah ikan bandeng segar, dipotong kecil-kecil, ditusuk pada bambu, dan dipanggang dengan api arang. Kelembutan daging ikan bandeng menjadi kunci utama kelezatan Sate Bandeng.