Tantangan dan Manfaat Peran Generasi Sandwich dalam Keluarga Modern

- 4 Januari 2024, 21:26 WIB
Ilustrasi generasi sandwich.
Ilustrasi generasi sandwich. /Pexels/Alex Green/

PR DEPOK - Dosen Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Indonesia (UI), Lathifah Hanum, mengungkapkan bahwa peran generasi sandwich dalam keluarga modern tidaklah mudah.

Generasi sandwich yang merawat baik anak-anak dan remaja maupun lansia, harus mempertimbangkan perbedaan kebutuhan dan pendekatan antar dua generasi tersebut.

Lathifah Hanum menjelaskan bahwa anak-anak dan remaja memerlukan arahan dari orang tua untuk mengembangkan diri mereka, sementara lansia memerlukan pendampingan dalam menjalani aktivitas harian. Kompleksitas tugas generasi sandwich semakin meningkat jika lansia yang dirawat mengalami kondisi kesehatan yang memprihatinkan, memerlukan perhatian ekstra.

Baca Juga: 5 Sate Paling Enak di Mataram, Mana Langgananmu?

Dalam keterangannya di Depok, Jawa Barat, Hanum menyoroti beberapa tantangan yang dihadapi oleh generasi sandwich. Mereka rentan mengalami stres dan burnout jika tidak memiliki rencana matang untuk memenuhi tanggung jawab mereka.

Lokasi tinggal juga menjadi faktor yang memengaruhi, dengan tanggung jawab harian yang lebih besar bagi yang tinggal bersama dua generasi lainnya.

Hanum menekankan pentingnya persiapan matang bagi individu yang akan menjalankan peran sebagai generasi sandwich.

Baca Juga: 7 Tempat Makan Bakso Tetelan di Semarang, Dijamin Enak dan Gurih Cocok Dinikmati Rame-Rame

Selain itu, kualitas relasi yang baik dengan orang tua dan anak juga menjadi aspek krusial. Komunikasi terbuka diperlukan agar berbagai kendala dapat dibicarakan bersama dan solusinya ditemukan.

Studi tentang hubungan antar-generasi menunjukkan bahwa generasi sandwich dapat mendapatkan manfaat dari kehadiran orang tua dalam mengurus rumah tangga dan mengawasi anak-anak saat mereka bekerja.

Beberapa penelitian di Asia Timur bahkan menunjukkan bahwa generasi sandwich lebih memilih meninggalkan anak-anak dengan orang tua untuk mendapatkan pendidikan yang baik, terutama mengenai nilai-nilai dan budaya keluarga.

Baca Juga: Golden Disc Awards 2024 Lusa! SEVENTEEN hingga ENHYPEN Terbang ke Jakarta

Di Eropa dan Asia Tenggara, generasi sandwich mendapatkan bantuan finansial dari orang tua sebagai bentuk timbal balik. Mereka menjadi pendamping bagi orang tua dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

Hanum menyatakan bahwa melalui komunikasi antara tiga generasi, terjalin kedekatan keluarga dan nilai-nilai kebaikan dapat diajarkan secara turun-temurun.

Sebanyak 48,7 persen masyarakat produktif Indonesia (25–45 tahun) merupakan generasi sandwich. Mereka memiliki tanggung jawab untuk menghidupi diri sendiri, orang tua, dan anaknya dalam waktu bersamaan.

Baca Juga: Terfavorit! 6 Rekomendasi Nasi Goreng yang Sedap Gurih di Binjai, Simak Alamatnya

Namun, kondisi ini dapat menjadi tekanan yang rentan menurunkan kesejahteraan psikologis bagi yang tidak siap secara finansial maupun mental.

Dengan persiapan dan pengelolaan yang baik, generasi sandwich dapat menjalankan peran mereka tanpa mengalami dampak negatif. Tantangan yang dihadapi menjadi peluang untuk mempererat hubungan antar-generasi dan membentuk keluarga yang harmonis.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Pikiran Rakyat ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah