Deteksi Dini Bisa Kurangi Risiko Penyakit Jantung, Dokter Sarankan Check Up Mulai Usia 30 Tahun

- 5 Oktober 2020, 14:05 WIB
Ilustrasi serangan jantung.
Ilustrasi serangan jantung. /Medical News Today

PR DEPOK - Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap kesehatan jantung, membuat angka kematian akibat penyakit ini semakin tinggi.

Pencegahan penyakit jantung bisa dilakukan dengan melakukan pemeriksaan ke dokter sejak dini.

Namun kebanyakan masyarakat hanya melakukan pemeriksaan setelah divonis oleh dokter.

Dafsah Arifa Juzar, seorang dokter spesialis jantung dan pembuluh darah menyarankan orang-orang yang berusia kepala tiga untuk melakukan pemeriksaan jantung.

"Jadi kalau di atas 30 tahun, sebaiknya lakukan check up jantung untuk menilai risikonya sedang atau tinggi dalam lima tahun ke depan," ujar Dafsah dalam siaran resmi Heartology Cardiovascular Center Brawijaya Hospital Saharjo dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Antara.

Baca Juga: Pakar Soroti Cara Vietnam Kendalikan Pandemi, Anggap Covid-19 sebagai Penjajah yang Harus Dilawan

Dafsah menuturkan bahwa mencegah akan lebih baik daripada menunggu hingga penyakit terlanjur datang.

Jika penyakit terlanjur datang, maka penanganan akan menjadi lebih sulit.

"Jangan tunggu serangan dulu baru kita urus, karena kalau sudah kena serangan jantung, urusannya sama waktu. Kalau tidak cepat ditangani, ototnya semakin rusak," ujar Dafsah.

Saat terkena serangan jantung, Anda harus segera pergi ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) untuk mendapatkan pertolongan pertama.

Penanganan yang cepat akan mengurangi otot jantung yang rusak tidak bertambah banyak. Tindakan dokter diberikan untuk mengurangi kerusakan fungsi jantung.

Baca Juga: Pelajari Respons Kekebalan Tubuh Terhadap Covid-19, Ilmuwan: Bisa Lebih Baik atau Buruk

Berdasarkan data WHO (World Health Organization), ada lebih dari 17 juta orang di dunia yang meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.

Menurut Riset Kesehatan Dasar 2018, di Indonesia ada sekira 2,7 juta individu yang menderita penyakit jantung, atau 15 dari 1000 orang.

 

"Perpaduan tim dokter dan teknologi akan memberikan hasil klinis lebih baik, opsi penanganan jantung sesuai kebutuhan pasien, efektivitas biaya dan pemulihan lebih cepat," ujar Dafsah.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah