PR DEPOK - Gangguan obsesif-kompulsif dapat mengganggu berbagai aspek kehidupan, termasuk hubungan sosial, pekerjaan, dan kesejahteraan secara keseluruhan.
Berdasarkan penyusun kata OCD, obsesi adalah pikiran, impuls, atau gambar yang berulang dan tidak diinginkan yang muncul secara tak terkendali di pikiran seseorang. Kompulsi adalah perilaku berulang yang dilakukan sebagai respons terhadap obsesi tersebut.
Contohnya, seseorang mungkin memiliki obsesi tentang kebersihan yang berlebihan, yang membuat mereka terus-menerus mencuci tangan secara berlebihan sebagai kompulsi.
Baca Juga: TURUN! Harga Emas Antam Merosot Sebesar Rp11.000 per Gramnya, Jadi Segini Nominalnya
Merujuk medicalnewstoday.com, International OCD Foundation mencatat bahwa diperkirakan ada 1 dari 200 anak atau remaja (500.000) di Amerika Serikat menderita OCD.
NIMH juga menunjukkan bahwa prevalensi OCD dapat dibagi berdasarkan tingkat keparahan kondisinya:
ringan : 14,6 persen
sedang: 34,8 persen
serius: 50,6 persen
Baca Juga: Lirik Lagu Licorice oleh aespa: Really, Really Not Like That...
Sekitar 90 persen orang penderita OCD juga memiliki kondisi kesehatan mental lain yang terjadi bersamaan — yang paling sering adalah gangguan kecemasan.