PR DEPOK - Setelah dinyatakan gencatan senjata, pihak Israel tampak ingkar janji dengan menyerang kembali warga Palestina yang tengah berada di Mesjid Al Aqsa.
Tak hanya itu, kali ini pemukim Israel bahkan menyerbu Mesjid Al Aqsa dengan dikawal ketat oleh pihak polisi Israel pada Minggu, 23 Mei 2021 pagi.
Menurut laporan dari media lokal, terdapat sekitar 50 pemukim Israel yang berbondong-bondong masuk ke halaman komplek Al Aqsa.
Baca Juga: Hari Patah Hati Sedunia, Lee Seung Gi dan Lee Da In Resmi Berpacaran
Sedangkan warga Palestina sendiri dikabarkan dilarang masuk, lantaran pintu masuk Mesjid Al Aqsa telah diblokir oleh pasukan Israel.
Pasukan Israel bahkan telah menangkap enam warga Palestina, termasuk petugas di Al Aqsa dan melarang masuk sejumlah pemuda Palestina.
Mereka juga melarang warga Palestina di bawah usia 45 tahun memasuki komplek Al Aqsa, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari TRT World pada Senin, 24 Mei 2021.
Meski ada provokasi dari pemukim ilegal hingga pemerintah Israel, tapi tampaknya gencatan senjata antara tentara Hamas dan tentara Israel masih terus berlanjut.
Juru Bicara Presiden Palestina, Nabil Abu Rudeineh bahkan telah memperingatkan Israel, bahwa semua akan kembali seperti semula (perang) bila komplek Al Aqsa terus diserbu dan wilayah Sheikh Jarrah terus dikepung.
Padahal sebelumnya, Hamas telah bersedia melakukan gencatan senjata, setelah 11 hari perang melawan tentara Israel dengan saling meluncurkan serangan udara.
Serangan yang diluncurkan Israel pada Palestina telah menewaskan sebanyak 248 orang di Gaza, termasuk 66 anak-anak dan melukai lebih dari 1.900 orang sejak 10 Mei 2021 kemarin.
Sedangkan, serangan yang diarahkan tentara Hamas, telah menewaskan setidaknya 12 orang Israel, termasuk seorang anak, seorang tentara Israel, seoramg warga India, dan dua warga negara Thailand.
Serangan udara yang masif dari tentara Israel, juga telah menyebabkan kerusakan parah di seluruh Gaza.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Tak Diundang di Acara PDIP, Mardani Ali: Beliau Sedang Mendapat Ujian, Sing Sabar Mas
"Lebih dari 6.000 orang kehilangan tempat tinggal mereka akibat permusuhan," kata Kepala Badan Kemanusiaan PBB (OCHA) Sarah Muscroft.***