Analis: Kelompok Islamis Ekstrimis Asia Tenggara Tergugah Atas Kemenangan Taliban di Afghanistan

21 Agustus 2021, 10:58 WIB
Seorang anggota Taliban berdiri di sebuah pos pemeriksaan di Kabul, Afghanistan. /REUTERS/Stringer.

PR DEPOK - Kembalinya kekuasaan Taliban di Afghanistan telah meningkatkan moral kelompok-kelompok militan di Asia Tenggara.

Keberhasilan Taliban secara luas dirayakan oleh kelompok Islamis dan ekstremis, yang juga diharapkan telah dihidupkan kembali dalam perjuangan mereka untuk menggantikan pemerintah sekuler dengan negara Islam.

“Indonesia, Malaysia, dan Filipina selatan akan paling terpengaruh oleh kemenangan Taliban karena ketiga negara tersebut memiliki keluhan yang nyata," kata Noor Huda Ismail dari Institut Studi Internasional S. Rajaratnam (RSIS) di Singapura.

Baca Juga: Status Kartu Prakerja Sedang Diproses? Simak Penjelasan Artinya Berikut ini

“Ini akan menginspirasi mereka, memperkuat semangat mereka, dan meningkatkan moral mereka untuk terus berjuang demi tujuan politik mereka sebagai negara Islam,” ujar dia dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Asia One.

Lebih lanjut, Noor Huda menambahkan kelompok Islamis akan mencoba belajar dari Taliban bagaimana memenangkan hati dan dukungan rakyat.

Sementara itu, seorang sumber senior keamanan Indonesia mengatakan bahwa tujuh orang Indonesia yang bergabung dengan ISIS di Afghanistan termasuk di antara 5.000 tahanan yang dibebaskan oleh Taliban dari bekas pangkalan udara AS pada pekan lalu.

Baca Juga: Berikut Syarat Penerima BLT Anak Sekolah 2021 untuk Dapatkan Bantuan Rp4,4 Juta bagi Siswa SD, SMP, dan SMA

Ia juga mengatakan pasukan pasukan kontra terorisme Detasemen 88 (Densus 88) polisi sedang memantau situasi dan akan mengawasi jika mereka mencoba untuk kembali ke Indonesia.

Lebih jauh, Nasir Abas, mantan pemimpin al-Qaeda cabang Asia Tenggara, mengatakan kelompok-kelompok jihad sangat gembira bahwa Taliban telah merebut kembali Afghanistan.

"Ada yang sudah menyatakan harapan dan keinginannya untuk pergi ke Afghanistan. Pasti mereka akan pergi jika ada kesempatan bagi mereka untuk menjalani pelatihan militer di sana," ucapnya.

Baca Juga: Ria Ricis Sebut Jika Menikah Harta Miliknya akan Diberikan kepada Orang Tua

Sekadar informasi, Jamaah Islamiyah (JI) berada di balik peristiwa Bom Bali pada tahun 2002 yang menewaskan 202 jiwa.

Hingga saat ini, sumber keamanan senior mengatakan belum ada tanda-tanda kelompok-kelompok ekstremis akan pergi ke Afghanistan.

Namun propaganda yang memuji kembalinya Taliban ke tampuk kekuasaan dapat mengubah kelompok itu menjadi “model panutan” bagi kelompok-kelompok ekstremis di Indonesia.

Nasir, yang pernah dikenal sebagai teroris paling dicari di Asia Tenggara, meninggalkan JI pada tahun 2003 karena ia tidak setuju dengan peralihannya ke jihad kekerasan.

Baca Juga: Rusia Kirim Pesawat Pengebom Jarak Jauh di Perbatasan Tajikistan-Afghanistan, Siap Serang Taliban?

Dia ditangkap tahun itu dan dibebaskan pada 2004, dan sejak itu telah membantu pemerintah Indonesia dan masyarakat sipil dalam upaya deradikalisasi.

Nasir mengatakan para jihadis memandang kembalinya Taliban sebagai kemenangan yang serupa dengan penaklukan Nabi Muhammad atas kota suci Mekah pada 630 M.

“Mereka merasa bahwa Taliban mewakili misi dan tujuan mereka, [pendirian negara Islam,] yang kini telah dicapai dengan kemenangan Taliban,” ujarnya.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Asia One

Tags

Terkini

Terpopuler