Dokumen Rahasia Bocor, AS Dituding Berikan Dana Penelitian Virus Corona Sebelum Muncul di Wuhan

10 September 2021, 17:17 WIB
Petugas keamanan berjaga-jaga di luar Institut Virologi Wuhan pada 3 Februari 2021. /Thomas Peter/REUTERS

PR DEPOK – Baru-baru ini bocor dokumen rahasia yang menyebutkan bahwa pemerintah Amerika Serikat (AS) telah memberikan dana untuk meneliti virus corona di Wuhan, China.

Akan tetapi, yang mengejutkan bahwa penelitian yang diduga dibantu pendanaannya oleh AS itu dilakukan jauh sebelum virus corona mulai menyebar.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Vocket, pemerintah AS saat itu  diduga menyalurkan dana untuk mempelajari wabah korona di Institut Virologi Wuhan.

Baca Juga: Dikabarkan CLBK dengan Haviza Devi Anjani, Harris Vriza Beri Tanggapan Begini

Adapun pengungkapan dokumen rahasia tersebut disampaikan oleh The Intercept. Mereka menyebutkan bahwa dokumen rahasia itu berisi lebih dari 900 halaman dan diterbitkan bersamaan dengan litigasi Undang-Undang Kebebasan Informasi The Intercept terhadap National Institutes of Health (NIH), sebuah lembaga negara bagian AS untuk penelitian biomedis dan kesehatan masyarakat.

Dari dokumen rahasia itu, diketahui bahwa dana tersebut mengalir melalui EcoHealth Alliance, sebuah organisasi kesehatan AS yang menggunakan uang federal guna mempelajari virus corona di laboratorium yang berlokasi di China.

Aliansi EcoHealth dikatakan telah menerima hibah sebesar 3,1 juta dolar, dengan 599.000 dolar disalurkan ke Institut Virologi Wuhan, China.

Baca Juga: Cara dan Syarat Daftar BLT Anak Sekolah 2021 agar Siswa SD, SMP, SMA Bisa Dapat Bansos Rp4,4 Juta

Dokumen tersebut juga menyebutkan bahwa EcoHealth telah menyaring ribuan sampel kelelawar untuk tujuan menemukan virus corona baru.

Selain itu, mereka sudah meneliti orang-orang yang bekerja atau memiliki kontak dekat dengan hewan.

Berdasarkan dokumen tersebut, ditemukan pula bukti adanya penelitian di Wuhan, termasuk eksperimen yang melibatkan tikus atau bagian tubuh manusia lainnya.

Akan tetapi, penelitian itu terjadi di laboratorium tingkat 3 di pusat percobaan hewan Universitas Wuhan, bukan di Institut Virologi Wuhan.

Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta 10 September 2021: Tukang Ojek Meninggal, Aldebaran Frustasi

Sebelum pandemi, banyak ilmuwan khawatir tentang potensi bahaya yang ditimbulkan oleh eksperimen. Dan yang lebih ironis, dokumen tersebut menyatakan bahwa para ilmuwan sadar akan risiko yang akan dihadapi melalui proyek tersebut.

"Pekerjaan lapangan melibatkan risiko tinggi tertular SARS atau CoV, ketika bekerja di gua-gua dengan kepadatan kelelawar yang ada di atas kepala dan berpotensi menghirup debu tinja," tulis narasi pada dokumen tersebut.

Terkait hal ini, Senator AS Rand Paul mengatakan bahwa kepala Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional AS (NIAID) Dr. Anthony Fauci berbohong saat bersaksi di depan Kongres.

Baca Juga: Kapan Pengumuman Lolos Kartu Prakerja Gelombang 20? Berikut ini Bocoran Estimasi Jadwalnya

Pasalnya, saat itu Fauci membantah tudingan adanya suntikan dana dari AS.

Sementra itu, Senator AS untuk Kentucky menyebutkan telah meminta Departemen Kehakiman untuk meninjau kesaksian Fauci karena berbohong saat Kongres.

"Saya telah meminta DOJ untuk menyelidiki pernyataan Fauci karena berbohong kepada Kongres. Laporan ini harus memperjelas bahwa dia perlu dimintai pertanggungjawaban,” kata Paul.

Baca Juga: Link Live Streaming Arsenal vs Norwich di Liga Inggris Sabtu, 11 September 2021 Pukul 21.00 WIB

Dengan bocornya dokumen rahasia tersebut, seolah semakin memperkuat klaim bahwa wabah Covid-19 sebenarnya muncul pertama kali di laboratorium Wuhan daripada menyebar dari hewan ke manusia.***

Editor: Yunita Amelia Rahma

Sumber: The Vocket

Tags

Terkini

Terpopuler