Aksi Protes terhadap Kebijakan Covid-19 di Belanda Berujung Kerusuhan, 7 Demonstran Ditangkap

21 November 2021, 13:40 WIB
Ilustrasi - Kerusuhan terjadi ketika pengunjuk rasa melempari polisi dengan batu dan kembang api di Den Haag, Belanda. /Eva Plevier/Reuters

PR DEPOK - Kerusuhan terbaru kembali terpecah di Belanda menyusul kebijakan pemerintah setempat terhadap virus corona.

Kerusuhan terjadi ketika pengunjuk rasa melempari polisi dengan batu dan kembang api di Den Haag, Belanda.

Petugas keamanan dengan perlengkapan anti huru hara menyerang kelompok demonstran pada Sabtu malam, sementara meriam air disemprotkan untuk memadamkan tumpukan sepeda yang menyala di persimpangan jalan.

Baca Juga: Hasil Kualifikasi F1 GP Qatar 2021: Giliran Lewis Hamilton yang Asapi Max Verstappen

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Al Jazeera pada Minggu, 21 November 2021, lima polisi terluka dan tujuh demonstran ditangkap.

Kerusuhan juga meletus di pusat kota Urk dan beberapa kota di provinsi Limburg, Belanda bagian selatan.

Menurut laporan media setempat, para penggemar tim sepak bola marah karena mereka tidak dapat menyaksikan secara langsung di stadion karena aturan pemerintah terkait virus corona.

Baca Juga: Polda NTB Pastikan Race dan Arus Lalu Lintas Menuju Kawasan Sirkuit Mandalika Berjalan Lancar

Pertandingan divisi pertama di kota bagian barat Alkmaar dan kota bagian timur Almelo, antara AZ-NEC dan Heracles-Fortuna Sittard juga harus dihentikan selama beberapa menit.

Kerusuhan itu terjadi sehari setelah polisi Belanda menembaki pengunjuk rasa di Rotterdam pada protes terhadap pembatasan Covid-19.

Menurut laporan, tiga orang terluka dan 51 orang ditangkap di Rotterdam akibat kerusuhan tersebut.

Sementara itu, Menteri Kehakiman Ferd Grapperhaus mengutuk insiden kerusuhan itu.

Baca Juga: Yakin akan Jadi Lokasi Wisata Andalan, Penonton Puji Keindahan Sirkuit WSBK Mandalika

"Kerusuhan dan kekerasan ekstrim terhadap petugas kepolisian, polisi anti huru hara dan petugas pemadam kebakaran tadi malam di Rotterdam menjijikkan untuk dilihat"

"Protes memang sebuah hak bagi masyarakat kita, namun apa yang telah kita lihat tadi malam hanyalah perilaku kriminal. Tidak ada hubungannya dengan demokrasi," ujar Grapperhaus.

Belanda menerapkan kembali beberapa tindakan pembatasan akhir pekan lalu selama tiga minggu awal dalam upaya untuk memperlambat kebangkitan penularan virus corona, tetapi infeksi harian tetap pada level tertinggi sejak awal pandemi.

Baca Juga: Jadwal Lengkap BRI Liga 1 Pekan ke-13: Ada Duel Seru Antara Persija Jakarta vs Bali United

Pemerintah Belanda sekarang berencana untuk melarang orang yang tidak divaksinasi memasuki beberapa tempat, yang disebut opsi 2G.

Di Den Haag pada Sabtu kemarin, seorang pemilik toko pizza mengatakan bahwa polisi telah menyeret beberapa orang keluar dari tokonya, memecahkan kaca di pintu depan dan memukul kepalanya tanpa alasan.

Menurut sumber terpisah, dilaporkan petugas kepolisian telah menangkap beberapa orang di lingkungan kelas pekerja Schilderswijk di Den Haag, dengan petugas berpakaian preman menyeret seorang wanita keluar dari mobil.

Baca Juga: Nagita Slavina Terhibur Melihat Rafathar Dibedong Seperti Bayi: Mama Gak Kuat Liatnya Aa Udah Gede Banget

"Orang-orang di sini memprotes 2G dan pembatasan, mereka marah karenanya," kata sumber tersebut.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler