PR DEPOK – Mantan kepala badan intelijen domestik Kazakhstan ditahan karena dicurigai melakukan pengkhianatan tingkat tinggi setelah dia dipecat di tengah protes kekerasan.
Di tengah kerusuhan besar-besaran yang terjadi di Kazakhstan, sekutu dekat Presiden pendiri negara itu ditangkap atas tuduhan tersebut.
Penangkapan mantan kepala badan intelijen domestik Kazakhstan itu diungkapkan oleh Komite Keamanan Nasional, atau KNB.
Mereka mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mantan ketuanya Karim Masimov ditangkap setelah meluncurkan penyelidikan atas tuduhan pengkhianatan tingkat tinggi.
Baca Juga: Sampai Panggil Dukun, Bocah yang Hilang Selama 17 Bulan Akhirnya Ditemukan di Sirkuit Mandalika
"Pada 6 Januari tahun ini, Komite Keamanan Nasional meluncurkan penyelidikan pra-persidangan terhadap pengkhianatan tingkat tinggi," katanya, dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Al Jazeera.
"Pada hari yang sama, atas dugaan melakukan kejahatan ini, mantan ketua KNB KK Masimov ditahan dan ditempatkan di pusat penahanan sementara, bersama dengan yang lainnya," tambahnya.
Tidak ada rincian yang diberikan tentang apa yang diduga telah dilakukan oleh Masimov, mantan perdana menteri dua kali, yang merupakan upaya penggulingan pemerintah.
Baca Juga: Arti Nama Muhammad Leslar Al-Fatih Billar, Anak Pertama Rizky Billar dan Lesti Kejora
KNB, penerus KGB era Soviet, bertanggung jawab atas kontra intelijen, layanan penjaga perbatasan, dan kegiatan anti-teror.
Ben Goodwin, kepala analisis di Prism Political Risk Management, menggambarkan Masimov sebagai kardinal abu-abu rezim Nursultan Nazarbayev.
"Pengumuman publik tentang penangkapan Masimov menunjukkan bahwa Presiden Kassym-Jomart Tokayev bergerak dengan sangat berani dengan cara yang sama sekali tidak diantisipasi oleh kebanyakan orang untuk membongkar sisa-sisa kelompok Nazarbayev yang sangat kuat," ujar Goodwin.
"Penangkapannya adalah tanda bahwa tidak hanya ada pemecatan sebagai akibat dari protes ini, tetapi sebenarnya, sekutu dan keluarga Nursultan Nazarbayev juga sedang dipindahkan dari kekuasaan," tandasnya.
Pihak berwenang mengatakan pasukan keamanan membunuh 26 demonstran dalam kerusuhan minggu ini dan 18 petugas penegak hukum tewas.
Lebih dari 4.400 orang telah ditangkap, menurut Kementerian Dalam Negeri.
Bangunan-bangunan umum di seluruh Kazakhstan dirampok dan dibakar dalam kekerasan terburuk yang dialami oleh bekas republik Soviet dalam 30 tahun kemerdekaan.
Rusia mengirim pasukan untuk membantu memadamkan protes.
Pasukan keamanan tampaknya telah merebut kembali jalan-jalan di kota utama Kazakhstan, Almaty, pada Jumat setelah berhari-hari kekerasan.
Tokayev yang didukung Rusia mengatakan dia memerintahkan pasukannya untuk menembak mati pengunjuk rasa agar memadamkan pemberontakan di seluruh negeri.
Beberapa bisnis dan pompa bensin mulai dibuka kembali pada Sabtu, 8 Januari 2022 di kota berpenduduk sekitar dua juta orang itu ketika pasukan keamanan berpatroli di jalan-jalan.
Suara tembakan sesekali masih terdengar di sekitar alun-alun utama kota.
Baca Juga: Maharani Kemala Berbagi 3 Tips Jitu Meraih Kesuksesan, Salah Satunya Restu Orang Tua
Wakil walikota kota yang dikutip oleh kantor berita Rusia RIA mengatakan operasi untuk membersihkan kota dari teroris dan kelompok bandit masih berlangsung dan warga disarankan untuk tinggal di rumah.
Tokayev mengatakan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin dalam panggilan telepon bahwa situasi di negara itu stabil.
“Pada saat yang sama, sarang serangan teroris tetap ada. Oleh karena itu, perang melawan terorisme akan berlanjut dengan tekad penuh,” katanya.***