Siap Hidup dengan Covid, Inggris Berencana Cabut Pembatasan Covid-19 yang Dinilai Kejam

21 Februari 2022, 12:50 WIB
Inggris berlakukan hidup dengan Covid /Pixabay.com/id/photos

PR DEPOK - Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson akan menetapkan rencana untuk membatalkan pembatasan virus corona sebagai bagian dari strategi hidup dengan Covid.

Strategi itu bertujuan untuk mencapai jalan keluar yang lebih cepat untuk masalah dari pandemi Covid-19 tersebut.

Ketika Hong Kong membangun unit isolasi dan Eropa mempertahankan aturan jarak sosial dan vaksin, Inggris akan mengumumkan pencabutan pembatasan pandemi Covid-19 yang telah melanggar kebebasan pribadi.

Baca Juga: Intip Konsep Trailer Terbaru The Batman, Tayang di Bioskop Mulai 2 Maret 2022

Hal itu dilakukan sehari setelah Ratu Elizabeth dinyatakan positif terkena virus.

Dengan rencana tersebut, Inggris akan menjadi negara besar Eropa pertama yang mengizinkan orang-orang untuk secara bebas menggunakan toko, transportasi umum, dan pergi bekerja ditengah pandemi.

Johnson mengatakan pada bahwa dia tidak ingin orang-orang "berhati-hati" dan tidak ada alasan untuk berpuas diri.

Tetapi peluncuran vaksin berarti pemerintah ingin beralih dari mandat negara ke mendorong tanggung jawab pribadi.

Baca Juga: Intip Konsep Trailer Terbaru The Batman, Tayang di Bioskop Mulai 2 Maret 2022

"Hari ini akan menandai momen kebanggaan setelah salah satu periode tersulit dalam sejarah negara kita ketika kita mulai belajar hidup dengan Covid," ucap Boris Johnson dikutip PR Depok dari NDTV.

Korban di Inggris telah tercatat lebih dari 160.000 kematian dalam 28 hari infeksi merupakan yang tertinggi kedua di Eropa setelah Rusia.

Melaporkan rata-rata sekitar 43.000 kasus dan 144 kematian sehari dalam minggu terakhir.

Baca Juga: PGN Buka Lowongan Kerja bagi Fresh Graduate, Kesempatan Jadi Perwira Subholding Pertamina

Para pemimpin medis telah mendesak Johnson untuk tidak gegabah dengan kesehatan negara.

Penasihat pemerintah mengatakan bahwa pencabutan pembatasan dapat menyebabkan pertumbuhan epidemi yang cepat.

Hal itu karena orang-orang mengubah perilaku mereka lebih cepat daripada waktu-waktu sebelumnya dalam pandemi.

Baca Juga: Dulu Ampuh Berantas Covid-19, Kebijakan 'Nol Covid' di Hong Kong Kini Perburuk Lonjakan Omicron

Sejauh ini pemerintah telah berusaha untuk menjaga ekonomi tetap terbuka dengan menggabungkan pengujian cepat massal dengan persyaratan hukum selama lima hari isolasi diri.

Sebuah pendekatan yang memungkinkan negara untuk menavigasi varian Omicron yang sangat menular.

Pemerintah mengatakan akan mempertahankan beberapa sistem pengawasan dan rencana untuk tindakan darurat jika varian baru muncul, setelah ilmuwan Inggris mendeteksi varian sebelumnya.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: NDTV

Tags

Terkini

Terpopuler