Para Dokter di Tiongkok Ungkap Efek Jangka Panjang Pada Tubuh Pasien yang Sembuh dari Virus Corona

17 Mei 2020, 18:30 WIB
ILUSTRASI penelitian Virus corona.* //The Sun/

PIKIRAN RAKYAT - Para dokter di Tiongkok yang lebih lama mempelajari Virus Corona daripada petugas media lainnya, kini kembali mengungkapkan beberapa efek jangka panjang pada tubuh pasien yang telah sembuh dari COVID-19 sangat mengkhawatirkan.

Komisi Kesehatan Nasional Tiongkok sebelumnya mencatat bahwa beberapa pasien COVID-19 yang sembuh bisa membutuhkan perawatan untuk kerusakan jangka panjang pada jantung, paru-paru, kehilangan fungsi otot, dan gangguan psikologis.

Sementara sebagian besar pasien lainnya hanya sembuh dari COVID-19 akan mengalami gejala dan efek yang ringan dari penyakit tersebut, yang akan hilang dalam waktu yang singkat.

Baca Juga: Riza Patria: Nasib Pendidikan Masyarakat Miskin Perlu Diperhatikan Ketika Pandemi Corona

Namun disebutkan juga bahwa pasien yang terinfeksi Virus Corona yang parah bisa menyebabkan penderitaan pada kerusakan organ dan komplikasi lainnya.

Dikutip dari Daily Star oleh Pikiranrakyat-depok.com pada Minggu, 17 Mei 2020 para dokter itu juga menyebutkan bahwa kerusakan organ dapat berupa aritmia jantung atau angina, dan mungkin ada masalah lain juga yang terkait dengan efek jangka panjang COVID-19.

Tak hanya itu, efek jangka panjang dari virus corona ini juga bisa menyebabkan depresi, insomnia, gangguan makan, berbagai masalah mental, neurologis, masalah lain yang disebutkan juga adanya pemborotan otot kehilangan fungsi tungkai.

Baca Juga: Jadwal Imsak dan Azan Magrib Jakarta dan Sekitarnya, Minggu 17 Mei 2020

Namun mereka menatakan, satu-satunya dampak fisik yang belum tercatat adalah gagal ginjal.

Berdasarkan sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Kidney International menyatakan bahwa dari 5.449 pasien Virus Corona yang dites di fasilitas medis Northwell Health di Great Neck, New York State, satu dari tiga pasien mengalami masalah ginjal yang parah.

Menurut peneliti utama Kenar Jhaveri, kepala asosiasi nefrologi di Northwell mengatakan bahwa lebih dari 14,3 persen pasien tersebut memerlukan dialisis ginjal.

Baca Juga: Donald Trump Ancam Putus Hubungan dengan Tiongkok karena Virus Corona, Kritikus: Itu Hanya Alibi

Dialisis ginjal merupakan penyaringan limbah atau cairan dalam tubuh dengan mesin, atau sering disebut cuci darah.

Sedangkan dikatakan bahwa, pada pasien yang lebih muda, ada laporan bahwa Virus Corona telah memicu munculnya penyakit seperti sindrom Kawasaki. Sindrom ini menyebabkan demam tinggi, ruam, mata merah, dan pembengkakan kelenjar.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Daily Star

Tags

Terkini

Terpopuler