PR DEPOK – Ukraina menuduh pasukan Rusia telah membunuh tujuh warga sipil mereka dalam serangan terhadap perempuan dan anak-anak yang mencoba melarikan diri dari pertempuran di dekat Kyiv.
Sementara itu, Prancis mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin telah menunjukkan bahwa dia tidak siap untuk berdamai.
Badan intelijen Ukraina mengatakan tujuh orang, termasuk satu anak, tewas saat mereka melarikan diri dari desa Peremoha dan bahwa Rusia memaksa sisa-sisa pasukan untuk kembali.
Media tidak dapat segera memverifikasi laporan tersebut dan Rusia tidak memberikan komentar segera.
Baca Juga: Cara Cek Penerima Bansos BPNT Kartu Sembako 2022 Rp600.000 lewat link cekbansos.kemensos.go.id
Moskow membantah menargetkan warga sipil sejak menginvasi Ukraina pada 24 Februari dan menyalahkan Ukraina atas upaya yang gagal untuk mengevakuasi warga sipil dari kota-kota yang dikepung.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan sebelumnya bahwa Moskow mengirim pasukan baru setelah pasukan Ukraina membuat 31 kelompok taktis batalyon Rusia kalah. Tidak mungkin untuk memverifikasi pernyataannya.
Dia juga mengatakan sekitar 1.300 tentara Ukraina telah tewas sejauh ini dan mendesak Barat untuk lebih terlibat dalam negosiasi damai.
Presiden menyebut pasukan Rusia akan menghadapi pertarungan sampai mati jika mereka berusaha memasuki ibu kota.
"Jika mereka memutuskan untuk membom karpet (Kyiv), dan menghapus sejarah wilayah ini dan menghancurkan kita semua, maka mereka akan memasuki Kyiv. Jika itu tujuan mereka, biarkan mereka masuk, tetapi mereka harus hidup di tanah ini sendiri," katanya, dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Reuters.
Zelenskyy membahas perang dengan Kanselir Olaf Scholz dan Presiden Emmanuel Macron.
Baca Juga: 4 Langkah Mudah Prosedur Pengomposan Manual di Rumah, Salah Satunya Persiapkan Lubang
Para pemimpin Jerman dan Prancis kemudian berbicara dengan Putin melalui telepon dan mendesak pemimpin Rusia untuk memerintahkan gencatan senjata segera.
Sebuah pernyataan Kremlin pada panggilan 75 menit tidak menyebutkan gencatan senjata.
"Kami tidak mendeteksi kesediaan di pihak Putin untuk mengakhiri perang,” ujar seorang pejabat Prancis.
Sedangkan Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov menuduh Amerika Serikat meningkatkan ketegangan.
Ia mengatakan situasinya telah diperumit oleh konvoi pengiriman senjata Barat ke Ukraina yang dianggap pasukan Rusia sebagai target yang sah.
Ryabkov tidak membuat ancaman khusus, tetapi setiap serangan terhadap konvoi tersebut sebelum mereka mencapai Ukraina akan berisiko memperluas perang.
Baca Juga: 3 Alasan Penting Lakukan Pengomposan di Rumah
Menanggapi seruan Zelenskyy agar Barat lebih terlibat dalam negosiasi damai, seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa jika ada langkah-langkah diplomatik yang dapat diambil yang diyakini pemerintah Ukraina akan membantu, mereka siap untuk melakukannya.
Pembicaraan krisis antara Moskow dan Kyiv telah berlanjut melalui tautan video, menurut juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Dia tidak memberikan rincian tetapi Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan Kyiv tidak akan menyerah atau menerima ultimatum apapun.***