Di Tengah Seruan Sanksi dari Barat, UEA Justru Ajak Rusia Kerja Sama

18 Maret 2022, 14:30 WIB
Ilustrasi - Uni Emirat Arab (UEA) justru nyatakan ingin kerja sama dengan Rusia di tengah banyaknya sanksi terhadap Moskow imbas invasi ke Ukraina. /Pixabay/kingmaphotos.

PR DEPOK - Uni Emirat Arab (UEA) baru-baru ini dikabarkan ingin kerja sama dengan Rusia dalam meningkatkan keamanan energi global.

Keinginan UEA kerja sama dengan Rusia ini disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) Sheikh Abdullah bin Zayed Al-Nahyan saat berkunjung ke Moskow.

Kerja sama itu kabarnya imbas sanksi Barat terhadap Rusia akibat invasinya ke Ukraina karena menggangu pasar energi global khususnya eksportir energi Teluk.

Produsen OPEC atau Organisasi Negara‑Negara Pengekspor Minyak Bumi, UEA dan Arab Saudi, sejauh ini menolak permintaan Amerika Serikat (AS) untuk menahan harga minyak.

Baca Juga: Peringatkan Iran, Dubes Rusia di Teheran Minta Sekutunya agar Tak Tertipu oleh Barat

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Middle East Monitor, OPEC berkomitmen pada pakta produksi di bawah aliansi OPEC+, yang mencakup Rusia.

"Penting untuk menjaga stabilitas pasar energi dan makanan," kata Menlu UEA dalam konferensi pers bersama mitranya Rusia, Sergei Lavrov.

Sementara itu, hubungan UEA dengan sekutu keamanannya yakni negeri Paman Sam kini mulai tegang.

Baca Juga: Kremlin Membantah Pembicaraan Damai Rusia dan Ukraina Alami Kemajuan Signifikan

Akan tetapi dalam kondisi saat ini, UEA mencoba untuk berjalan di antara Barat dan Rusia dengan berusaha terus memperdalam hubungan diplomatiknya.

Diketahui juga, UEA abstain dalam pemungutan suara Dewan Keamanan PBB yang diselenggarakan pada pekan lalu, yang diveto oleh Moskow, mengutuk invasi tersebut.

Selain pembicaraan terkait keamanan energi global, pertemuan Rusia dan UEA di Moskow itu juga membahas masalah nuklir Iran, Suriah, dan Irak.

Baca Juga: Bukan Invasi ke Ukraina, Vladimir Putin Klaim Sanksi Negara Barat ke Rusia karena Ini

Pekan ini, Rusia telah mundur dari pandangan sebelumnya bahwa sanksi Barat merupakan hambatan untuk menyelamatkan pakta nuklir Iran 2015.

Sedangkan negara-negara Teluk Arab telah menyuarakan dukungan untuk pembicaraan pakta nuklir tersebut.

Negara-negara Teluk juga mendesak kekuatan global untuk mengatasi kekhawatiran regional atas program rudal balistik Iran dari jaringan proksi, termasuk di Yaman, Irak dan Lebanon.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Middle East Eye

Tags

Terkini

Terpopuler