PR DEPOK - Beberapa negara Eropa memutuskan untuk mengusir puluhan diplomat Rusia yang dicurigai melakukan spionase berkaitan dengan invasi mereka di Ukraina.
Belanda dilaporkan mengusir 18 warga negara Rusia yang kemudian mereka labeli sebagai perwira intelijen yang menyamar sebagai diplomat.
Pada Selasa lalu, Belanda merasa harus mengambil keputusan serupa seperti yang sudah dilakukan Amerika Serikat, Polandia, Bulgaria, Slovakia, Estonia, Latvia, Lithuania, dan Montenegro.
"Kabinet kami memutuskan untuk mengusir (diplomat Rusia) karena khawatir terhadap ancaman keamanan nasional yang bisa muncul," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Belanda dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Al Jazeera.
Belanda beralasan, 18 orang yang berstatus sebagai diplomat itu diam-diam aktif sebagai perwira intelijen.
Sadar keputusan itu bisa berdampak bagi diplomat utusan negaranya yang bertugas di Rusia, Belanda mengaku siap menghadapi pembalasan Moskow.
Baca Juga: Rusia Bersiap Luncurkan Versi Lain Google Play Bernama NashStore di Hari Bersejarah 9 Mei Mendatang
"Berdasarkan pengalaman, Rusia tidak pernah membiarkan keputusan seperti ini tidak berbalas"
"Kami tidak bisa berspekulasi tentang pembalasan ini, tapi Kementerian Luar Negeri Belanda siap menanggung risiko yang mungkin akan muncul dalam waktu dekat," ujar juru bicara tersebut.
Hampir bersamaan dengan Belanda, Belgia juga sudah mengusir 21 diplomat dari Kedutaan Besar Rusia di negaranya.
Baca Juga: Alasan Utama Vladimir Putin Gunakan Senjata Nuklir jika Kalah dari Ukraina
Selain kedua negara tersebut, Irlandia dilaporkan mengusir empat pejabat senior Rusia, disusul Republik Ceko yang memberikan waktu selama 72 jam agar para diplomat itu kembali ke negara asalnya.
Bahkan pekan lalu, Polandia memutuskan untuk mengusir 45 warga negara Rusia yang diidentifikasi sebagai perwira intelijen dengan memanfaatkan status diplomatik sebagai kedok untuk bisa beroperasi di negara tersebut.***