Ketegangan Tak Kunjung Usai, Rusia Kini Sebut AS Bayar Teroris untuk Perang di Ukraina

26 Mei 2022, 15:15 WIB
ILUSTRASI - Rusia menyebut bahwa AS sengaja membayar teroris sebagai tentara bayaran untuk perang melawan mereka di Ukraina. /Marko Djurica/REUTERS/

PR DEPOK – Dinas Intelijen Asing Rusia (SVR) mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) secara aktif merekrut teroris internasional termasuk ISIS sebagai tentara bayaran di Ukraina.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara pada 26 Mei 2022 Dinas Intelijen Rusia tersebut mengatakan bahwa perekrutan yang dilakukan oleh AS tersebut dilakukan secara sengaja.

Seperti diketahui, ketegangan yang terjadi antara Rusia dan Ukraina hingga saat ini masih belum menemukan titik temu.

Akibatnya, tidak sedikit pula masyarakat sipil yang menjadi korban dari peperangan yang terjadi.

Baca Juga: Persib Bandung akan Kehilangan 3 Pemain yang Bakal Bergabung di TC Timnas Menuju Piala Asia 2023

Tidak hanya masyarakat sipil, para tentara dari kedua negara terlebih Ukraina pun banyak yang tewas berguguran.

Lebih lanjut, menyoal strategi yang digunakan oleh AS, SVR menerangkan bahwa itu semua merupakan upaya AS untuk melancarkan misinya.

SVR mengatakan bahwa dengan menggunakan teroris, maka upaya mewujudkan geopolitiknya akan dapat terwujud.

Baca Juga: Korea Utara Tembakkan Tiga Rudal Sekaligus Pasca Kunjungan Joe Biden ke Asia

“Fakta di atas sekali lagi menegaskan bahwa Amerika Serikat siap menggunakan segala cara untuk mencapai tujuan geopolitiknya, tidak terkecuali mensponsori kelompok teroris internasional,” katanya.

Sementara itu, dikutip dari Antara lainnya, Presiden Ukraina Zelenskyy mengatakan bahwa ide untuk mengakhiri perang dengan memberikan wilayahnya tak masuk akal.

Presiden Ukraina tersebut pun secara tegas menolak usulan agar Kiev menyerahkan wilayah dan membuat konsensi untuk mengakhiri perang dengan Rusia.

Baca Juga: Cek Bansos BPNT 2022 Online Lewat Link Berikut, Manfaatkan KTP untuk Dapatkan Bantuan Rp200.000 di Kantor Pos

Terkait dengan penolakannya, Zelenskyy mengatakan bahwa usulan tersebut tak berbeda dengan usulan agar berdamai dengan Nazi Jerman pada 1938 silam.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler