PR DEPOK - Vladimir Putin dijadwalkan bakal mengunjungi dua negara kecil bekas Uni Soviet pekan ini, sebelum bertemu dengan Presiden Jokowi.
Kunjungan tersebut bakal menjadi perjalanan luar negeri pertama Vladimir Putin sejak pemimpin Rusia itu memerintahkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022.
Dilansir dari Reuters, Pavel Zarubin, koresponden Kremlin dari stasiun televisi pemerintah Rossiya 1, mengatakan bahwa Vladimir Putin akan mengunjungi Tajikistan dan Turkmenistan.
Baca Juga: Di Mana Beli Tiket Masuk Jakarta Fair 2022? Simak Inilah Link dan Cara Pesan Online
Baru setelah itu, Putin diagendakan bertemu dengan Presiden Indonesia Joko Widodo untuk melakukan pembicaraan di Moskow.
Di Dushanbe, Putin akan bertemu Presiden Tajik Imomali Rakhmon, sekutu dekat Rusia dan penguasa terlama di bekas negara Soviet.
Di Ashgabat, dia akan menghadiri pertemuan puncak negara-negara Kaspia termasuk para pemimpin Azerbaijan, Kazakhstan, Iran dan Turkmenistan, kata Zarubin.
Baca Juga: Daftar dan Login MyPertamina dengan Cara Ini agar Bisa Beli Pertalite, Berlaku Mulai 1 Juli 2022
Selain itu, Putin juga berencana mengunjungi kota Belarusia Grodno pada 30 Juni dan 1 Juli 2022 untuk mengambil bagian dalam sebuah forum dengan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, kantor berita RIA mengutip Valentina Matviyenko, ketua majelis tinggi parlemen Rusia, mengatakan kepada televisi Belarusia pada hari Minggu.
Vladimir Putin diketahui melakukan perjalanan luar negeri terakhirnya dalam
kunjungan ke Beijing pada awal Februari 2022, sebelum invasi ke Ukraina.
Saat itu, ia dan Presiden China Xi Jinping meluncurkan perjanjian persahabatan "tanpa batas" beberapa jam sebelum keduanya menghadiri upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin.
Baca Juga: Jadwal Malaysia Open 2022 Hari Ini 28 Juni 2022: 11 Wakil Indonesia Siap Bermain di Babak 32 Besar
Invasi Rusia ke Ukraina telah menimbulkan korban ribuan nyawa dan membuat jutaan orang kehilangan tempat tinggal.
Negara-negara Barat pun kompak menjatuhkan sanksi terhadap Rusia mulai dari sektor ekonomi hingga keuangan.
Namun, sanksi tersebut tidak membuat Vladimir Putin menghentikan invasi Rusia ke Ukraina.***