PR DEPOK - Masyarakat dunia, termasuk Indonesia hingga saat ini masih terus berjuang melawan pandemi Covid-19 yang masih merebak.
Penyuntikan vaksin dosis mulai dari 1, 2, hingga ketiga atau booster dengan berbagai jenis vaksin seperti Sinovac hingga Pfizer masih gencar dilakukan.
Hal tersebut dilakukan guna menciptakan kekebalan atau imun pada tubuh agar terhindar dari paparan pandemi Covid-19.
Lantas apa kabar soal penyebaran Covid-19 di dunia? Dan bagaimana kabar ekonomi dari berbagai dunia, khususnya China yang merupakan negara awal munculnya pandemi tersebut?
Baca Juga: Syarat dan Cara Daftar BPJS Kesehatan Online, Gratis Tanpa Perlu Biaya
Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters, China pada 14 Agustus 2022 kemarin mengumumkan mereka akan membuka kembali semua sekolah.
Rencananya pembukaan sekolah mulai dari TK, SD, SMP, hingga SMA ini akan mulai dilakukan pada 1 September 2022 setelah beberapa lama ditutup.
Sementara itu di Australia, lebih dari 60.000 orang memadati jalan-jalan Sydney untuk acara lari tahunan dan pesta masal yang kembali dibuka untuk pertama kalinya sejak pandemi Covid-19 merebak tahun 2020 silam.
Lalu kabar dari Korea Utara kini telah dicabut aturan pemakaian masker dan aturan jarak sosial yang dikeluarkan Presiden Kim Jong Un.
Sebelumnya pada Sabtu, 13 Agustus 2022, Kim Jong Un telah menyatakan bahwa negaranya telah berhasil memenangkan perlawanan atas Covid-19.
Sementara kabar ekonomi, saham Asia berubah beragam setelah bank sentral China memangkas suku bunga pinjaman utama karena sejumlah data ekonomi meleset dari perkiraan.
Ekonomi China secara tak terduga melambat pada Juli 2022 dengan indikator aktivitas dari output industri hingga penjualan ritel meleset dari perkiraan dengan margin besar.
Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 41 Sudah Dibuka, Penuhi Syarat Ini agar Bisa Lolos Seleksi
Menunjukkan pemulihan yang goyah karena Beijing tidak menunjukkan tanda-tanda pelonggaran kebijakan nol-covid.
Pinjaman bank baru di China turun lebih dari yang diharapkan pada Juli sementara pertumbuhan kredit yang luas melambat, karena wabah baru Covid-19.
Kekhawatiran tentang pekerjaan, dan krisis properti yang semakin dalam membuat perusahaan dan konsumen waspada untuk mengambil lebih banyak utang.
Ekonomi Jepang rebound pada kecepatan yang lebih lambat dari perkiraan pada kuartal kedua dari kemerosotan yang disebabkan oleh Covid-19.
Baca Juga: Apa Itu Kleptomania? Simak Penjelasan, Gejala, dan Karakter Penderitanya
Di sisi lain, ekonomi Thailand tumbuh pada kecepatan yang lebih lambat dari yang diharapkan pada kuartal kedua.
Hal tersebut berkat bantuan dari peningkatan aktivitas dan rebound dalam pariwisata karena pembatasan Covid-19 yang dilonggarkan, tetapi lonjakan inflasi tetap menjadi perhatian.***