Rilis Aturan Khusus Terkait Eksperimen Covid-19, Beijing Khawatir Terjadi Kebocoran Virus?

2 Februari 2023, 12:57 WIB
ILUSTRASI - Otoritas Kota Beijing merilis aturan khusus tentang eksperimen Covid-19 pad Rabu, 1 Februari 2023 malam.* /Foto: REUTERS/Thomas Peter/

PR DEPOK - Baru-baru ini, Beijing merilis aturan khusus tentang eksperimen yang berkaitan dengan Covid-19 dan melarang aktivitas apapun yang berada di luar regulasi tersebut.

Otoritas Kota Beijing pada Rabu malam, 1 Februari 2023 waktu setempat, telah menetapkan regulasi baru yang lebih spesifik dalam mengatur berbagai aktivitas eksperimen.

Pemberitahuan terbaru yang dikeluarkan oleh Komisi Kesehatan Kota Beijing sebagai bagian dari upaya NHC (National Health Commission) untuk memperkuat keamanan hayati laboratorium Covid-19. Aturan khusus ini memperkuat ketentuan biosafety (keamanan biologis) Laboratorium Covid-19 yang dikeluarkan oleh NHC pada 17 Januari 2023 lalu.

Penetapan aturan baru ini mengatur berbagai kegiatan eksperimen terkait pengembangbiakan virus corona (novel coronavirus), percobaan pada infeksi hewan, dan pengujian asam nukleat. Dimana aktivitas tersebut hanya dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Komisi Kesehatan Nasional (NHC) atau Komisi Kesehatan Kota Beijing.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Gemini Jumat, 3 Februari 2023: Abaikan Gangguan Sekitar

Dilansir PikiranRakyat-Tasikmalaya.com dari Global Times, seorang ahli virologi menyatakan bahwa China selalu mementingkan keamanan hayati sejak awal pandemi Covid-19 terjadi hingga sekarang.

China telah mengoptimalkan langkah-langkah respons untuk Covid-19. Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa eksperimen terkait Covid-19 harus dilakukan dengan cermat dan profesional. Hal ini sudah menjadi standar di lapangan.

Aturan ini mewajibkan departemen kesehatan yang berafiliasi untuk mendapatkan gambaran yang jelas terkait seberapa banyak laboratorium yang melakukan eksperimen terkait Covid-19 dan bagaimana cara laboratorium itu dalam melakukan eksperimen, menyimpan strain (biakan virus), dan sampel.

Selain itu, Departemen Kesehatan setempat harus membuat catatan dan mengawasi kegiatan setiap Laboratorium untuk mencegah potensi risiko biologis laboratorium. Laboratorium harus bertanggung jawab terhadap aktivitas yang dilakukan, melakukan evaluasi risiko menyeluruh dan memperkuat perlindungan personel.

Baca Juga: Jadwal Persib Bulan Ferbuari 2023, Akankah Maung Bandung Perpanjang Rekor Tak Terkalahkan?

Berikut beberapa aturan yang lebih spesifik yang disampaikan NHC Beijing.

1. Penanganan untuk bahan menular yang tidak dibiakkan dan bahan tidak aktif harus dilakukan di laboratorium keamanan hayati Tingkat II atau lebih tinggi.

2. Penanganan spesimen jaringan manusia dan hewan yang tidak dapat diinaktivasi atau diimobilisasi secara andal harus dilakukan di laboratorium tingkat III atau lebih tinggi.

3. NHC menetapkan galur virus harus dikirim ke fasilitas penyimpanan untuk disimpan atau segera dimusnahkan di akhir aktivitas eksperimen.

Baca Juga: Tes IQ: Coba Temukan 7 Perbedaan pada Gambar Monyet dalam Waktu 55 Detik, Buktikan Anda Cerdik!

4. Sampel infeksius harus dihancurkan atau dinonaktifkan segera setelah percobaan selesai.

5. Mutasi strain baru yang diisolasi dari lingkungan laboratorium harus dikirim ke fasilitas penyimpanan dalam waktu 90 hari untuk diamankan.

Wakil Direktur Departemen Biologi Patogen di Universitas Wuhan, Yang Zhanqiu, mengatakan ini bukan pertama kalinya negara menetapkan biosekuriti laboratorium.

Pada tahun 2021 lalu, China meresmikan Undang-Undang Biosekuriti untuk memperkuat perisai hukum dalam pendirian dan keamanan pengoperasian biolabs.

Baca Juga: Kabar Gembira! KJP Plus Bulan Februari 2023 Sudah Cair, Cek Nama Penerima Secara Online di Sini

Selama pandemi Covid-19, China dengan segera membangun sejumlah laboratorium biosekuriti P2 dan P3 yang memberikan dukungan teknis untuk negara tersebut dalam upaya respons cepat untuk penelitian yang efisien dan aman pada penyakit menular baru yang bisa saja terjadi di masa mendatang.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Global Times ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler