PR DEPOK - Mata uang adalah alat tukar yang digunakan dalam sistem moneter suatu negara atau wilayah untuk memfasilitasi perdagangan, pembayaran, dan transaksi ekonomi. Mata uang dapat berbentuk koin dan uang kertas yang dikeluarkan oleh pemerintah atau bank sentral.
Mata uang memiliki nilai yang diakui secara hukum sebagai alat pembayaran yang sah dalam suatu negara atau wilayah tertentu. Nilai mata uang dapat digunakan untuk membeli barang dan jasa, membayar utang, mengukur nilai aset, dan melaksanakan transaksi ekonomi lainnya.
Selain itu mata uang juga memungkinkan orang untuk melakukan pembelian, penjualan, dan pertukaran barang dan jasa tanpa perlu menggunakan sistem barter.
Tingginya nilai tukar mata uang suatu negara dipengaruhi oleh banyak faktor. Dan berikut ini adalah faktor-faktor yang bisa mempengaruhinya.
Baca Juga: 5 Ragam Soto di Purwakarta yang Rasanya Nikmat Pol dan Gurih, Catat Lokasinya
Faktor Nilai Mata Uang
Tingginya nilai mata uang suatu negara dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti:
1. Kondisi Ekonomi
Kesehatan ekonomi suatu negara merupakan faktor utama yang mempengaruhi nilai mata uangnya. Jika ekonomi negara tersebut kuat dan stabil, maka nilai mata uangnya cenderung tinggi.
Baca Juga: Diprakarsai Mendikbudristek Nadiem Makarim, Simak Konsep serta Manfaat Marketplace Guru
Pertumbuhan ekonomi yang kuat, tingkat inflasi yang rendah, tingkat suku bunga yang kompetitif, dan kestabilan politik ekonomi dapat meningkatkan nilai mata uang.
2. Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga suatu negara dapat mempengaruhi permintaan terhadap mata uangnya. Jika suku bunga negara tersebut tinggi, maka mata uangnya cenderung menarik bagi investor karena dapat memberikan pengembalian yang lebih tinggi.
Hal ini dapat meningkatkan permintaan terhadap mata uang tersebut dan menyebabkan nilai mata uangnya naik.
Baca Juga: Kumpul Keluarga Bisa Bikin Bahagia, Simak 7 Tips Ciptakan Waktu Berkualitas Bersama
3. Inflasi
Tingkat inflasi yang rendah cenderung mendukung nilai mata uang. Jika inflasi rendah, daya beli mata uang tetap tinggi, sehingga mata uang tersebut lebih dihargai oleh pasar internasional.
4. Neraca Perdagangan
Perbandingan antara nilai ekspor dan impor, dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang. Jika suatu negara memiliki neraca perdagangan yang positif (lebih banyak ekspor daripada impor), permintaan terhadap mata uang negara tersebut meningkat, sehingga nilai mata uangnya cenderung naik.
Baca Juga: Resep dan Cara Membuat Soto Bandung, Hidangan Populer Sejak Puluhan Tahun Lalu
5. Kondisi Politik
Yang tidak kalah penting adalah kondisi politik suatu negara, dimana dapat mempengaruhi nilai mata uang.
Ketidakpastian politik atau ketegangan politik yang tinggi dalam suatu negara dapat menurunkan nilai mata uangnya karena investor akan enggan untuk berinvestasi di negara yang tidak stabil.
6. Intervensi Pemerintah
Baca Juga: Ramalan Zodiak Besok Sabtu, 3 Juni 2023: Libra Melupakan Cinta Lama, Scorpio Semakin Kreatif
Pemerintah suatu negara dapat melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk mempengaruhi nilai mata uangnya.
Misal, dengan membeli atau menjual mata uangnya, pemerintah dapat mengubah permintaan dan penawaran mata uang, sehingga mempengaruhi nilai mata uang tersebut.
Hal-hal tersebut di atas merupakan beberap faktor yang menyebabkan tinggi atau rendahnya nilai mata uang suatu negara.
10 Mata Uang Tertinggi di Dunia per Juni 2023
Baca Juga: 7 Tempat Bakso di Mojokerto yang Menggugah Selera dan Wajib Kamu Coba
1. Dinar Kuwait (KWD)
2. Dinar Bahrain (BHD)
3. Rial Oman (OMR)
4. Dinar Yordania (JOD)
5. Pound Inggris (GBP)
Baca Juga: Ramalan Zodiak Gemini Sabtu, 3 Juni 2023: Teman Dekat akan Jatuh Cinta pada Anda
6. Pound Gibraltar (GIP)
7. Dolar Kepulauan Cayman (KYD)
8. Franc Swiss (CHF)
9. Euro (EUR)
10. Dolar Amerika Serikat (USD)
Baca Juga: Link Nonton Anime Mashle: Magic and Muschles Episode 8 Sub Indo, Klik di Sini
Peringkat ini didasarkan pada nilai tukar mata uang terhadap dolar Amerika Serikat (USD). Namun, nilai tukar mata uang dapat berfluktuasi dari waktu ke waktu, peringkat ini mungkin bisa berubah seiring dengan perubahan pasar keuangan global, bagaimana dengan mata uang Rupiah Indonesia?***