Russia Ajukan Voting Dewan Keamanan PBB terkait Israel dan Gaza

15 Oktober 2023, 13:11 WIB
Rusia mengajukan permintaan kepada PBB untuk melakukan pengumutan suara mengenai resolusi rancangan terkait konflik Israel-Hamas.* /REUTERS/EDUARDO MUNOZ/

PR DEPOK - Rusia mengajukan permintaan kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk melakukan pemungutan suara pada hari Senin mengenai resolusi rancangan terkait konflik Israel-Hamas. Resolusi ini menyerukan gencatan senjata kemanusiaan serta mengutuk kekerasan terhadap warga sipil dan segala bentuk terorisme.

 

Duta Besar Delegasi Rusia untuk PBB, Dmitry Polyanskiy, menyatakan pada hari Sabtu bahwa tidak ada perubahan yang dilakukan pada teks sejak diberikan kepada badan beranggotakan 15 negara pada hari Jumat. Ia juga memperkirakan pemungutan suara akan dijadwalkan pada pukul 3 sore waktu New York (1900 GMT) pada hari Senin.

Resolusi rancangan satu halaman ini juga menyerukan pembebasan tawanan, akses bantuan kemanusiaan, dan evakuasi aman bagi warga sipil yang membutuhkan. Meskipun menyebut Israel dan Palestina, resolusi ini tidak secara langsung menyebutkan Hamas.

Untuk dapat disetujui, sebuah resolusi Dewan Keamanan PBB membutuhkan setidaknya sembilan suara mendukung dan tidak ada veto dari Amerika Serikat, Britania Raya, Perancis, Tiongkok, atau Rusia. Amerika Serikat biasanya melindungi sekutu Israel dari tindakan apapun yang diambil Dewan Keamanan.

Baca Juga: Sheikh Jassim Mundur dari Perebutan Manchester United

Sebelumnya, Israel tengah mempersiapkan serangan darat terhadap Hamas yang didukung Iran di Jalur Gaza. Langkah ini diambil setelah meminta warga Palestina yang tinggal di wilayah padat penduduk tersebut untuk bergerak ke selatan menuju perbatasan tertutup dengan Mesir.

Israel telah bersumpah untuk memusnahkan Hamas sebagai balasan atas serangan yang dilakukan oleh kelompok Islam Palestina seminggu sebelumnya. Hamas menyerbu kota-kota Israel, menewaskan 1.300 orang, dan merebut puluhan tawanan - serangan terburuk terhadap warga sipil dalam sejarah Israel.

 

Jet dan artileri Israel telah mengarahkan serangan paling intensifnya ke Gaza, menjadikan enklave tersebut, yang dihuni oleh 2,3 juta orang Palestina, terkepung total. Pihak berwenang Gaza melaporkan bahwa lebih dari 2.200 orang telah tewas.

Sementara itu, tindakan militer Israel terhadap Jalur Gaza terus memicu kekhawatiran di antara warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki, dengan laporan meningkatnya serangan terhadap mereka oleh para pemukim dan tentara.

Baca Juga: 10 Rekomendasi Rumah Makan di Magelang, Menu Variatif dan Gak Bikin Dompet Jebol!

Sejak Sabtu lalu, setidaknya 55 warga Palestina tewas dan lebih dari 1.100 lainnya terluka. Menurut aktivis hak asasi manusia Samir Abu Shams, tentara Israel melanggar berbagai hukum internasional, terutama Konvensi Jenewa, yang menekankan bahwa warga sipil seharusnya tidak terluka dalam situasi perang dan konflik bersenjata.

"Yang kita saksikan hari ini adalah pasukan pendudukan memasuki wilayah sipil, menciptakan friksi, dan menargetkan warga sipil dengan tembakan tanpa alasan yang jelas," ujar Abu Shams berusia 60 tahun dari Tulkarem. 

 

"Sebagian besar kasus tembakan Israel terjadi terhadap warga Palestina yang sedang melintasi jalan atau pergi ke tempat kerja mereka," sambungnya.

"Di satu sisi, pendudukan Israel mengisolasi Jalur Gaza dari Tepi Barat. Di sisi lain, mereka membalas dendam kepada warga sipil di Tepi Barat yang diduduki dan mengambil langkah-langkah untuk membekali para pemukim dan memberikan instruksi untuk membuka tembakan terhadap pria, wanita, dan anak-anak," lanjutnya.

Baca Juga: Bansos PKH Tahap 4 2023 Bisa Dicairkan di Kantor Pos, Begini Caranya

Pada hari Jumat, Karem al-Jallad sedang dalam perjalanan pulang dari pasar sayur Tulkarem menuju rumahnya di distrik selatan kota sekitar pukul 20:20 (17:30 GMT). Dia berada di jalan dekat pemukiman Yahudi Gishuri, yang menghubungkan bagian barat Tulkarem dengan bagian selatannya.

Tentara Israel menembak mobilnya, dan al-Jallad, mengira itu adalah suara bom, terus melaju. Namun, dia terkena tembakan tiga kali: di dada, tangan, dan bahu. "Ada lima peluru di bagian depan mobil Karem," kata sepupunya, Alaa al-Jallad.

 

"Karem terus mengemudikan mobilnya sampai dia mencapai bundaran al-Safir, dan dari sana dia dilarikan dengan ambulans ke rumah sakit setempat," ujarnya. Saudara laki-laki Karem, Ammar, mengatakan bahwa Karem saat ini sedang menjalani operasi kedua.

"Kemarin malam, dokter mengeluarkan peluru yang mengenainya di bahu dan menetap di leher. Peluru kedua menyebabkan patah tulang dan robekan pada tendon, menurut dokter," ujar Ammar. 

Baca Juga: Italia Tetap Bersaing untuk Lolos ke Putaran Final Euro 2024

Ahmed Zahran dari Masyarakat Bulan Sabit Palestina di Tulkarem mengatakan bahwa tentara Israel menembak empat mobil sipil di area yang sama pada hari Jumat, menewaskan satu warga Palestina dan melukai tujuh lainnya. Seorang warga Palestina kedua, berusia 16 tahun, ditembak pada hari Jumat dan meninggal keesokan harinya akibat luka-lukanya***

Editor: Tyas Siti Gantina

Tags

Terkini

Terpopuler