Meski Tak Ada Dukungan dari AS, Rusia, dan Tiongkok, WHO Resmi Jalankan Program Vaksin Covid-19

23 September 2020, 17:35 WIB
Ilustrasi Vaksin Covid-19 /Pinterest

PR DEPOK – Covid-19 atau virus corona hingga saat ini masih melanda sebagian wilayah dunia.

Covid-19 merupakan salah satu virus yang dapat menular lewat udara.

Sejak diduga pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Tiongkok pada akhir 2019 silam, jumlah kasus virus corona di dunia terus mengalami peningkatan.

Baca Juga: Digandrungi Gamer di Dunia, Gim Among Us Cetak Rekor Pengunduhan, Terbanyak di AS

Saat ini sejumlah ilmuwan dunia tengah berjibaku untuk menemukan vaksin untuk virus tersebut termasuk World Health Organization (WHO).

WHO sendiri telah resmi menjalankan program vaksin untuk virus corona.

Meski negara-negara seperti Tiongkok, Rusia, dan Amerika Serikat (AS) belum mendaftar untuk program vaksin Covid-19 yang didukung WHO, salah satu badan PBB yang menangani kesehatan itu akan terus bekerja dengan semua negara seiring perkembangannya.

Baca Juga: Arief Poyuono Tuding Anies Baswedan Ikut Andil dalam Mandeknya Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

"Fakta bahwa dua per tiga negara sudah mendaftar adalah hal yang brilian," kata Juru Bicara WHO Margaret Harris seperti dikutip oleh pikiranrakyat-depok.com dari Kantor Berita ANTARA.

Fasilitas COVAX adalah insiatif global yang menyatukan pemerintah dan produsen untuk memastikan vaksin Covid-19.

Menurut WHO, sekitar 180 vaksin untuk memerangi penyakit baru itu tengah dikembangkan di seluruh dunia, termasuk diantaranya yang sedang diujicobakan pada manusia.

Baca Juga: Kembali Pecah Rekor, Kasus Positif Covid-19 per Rabu 23 September 2020 Bertambah 4.465 Orang

"Kami tidak akan mendukung atau memvalidasi vaksin apa pun sampai terbukti benar-benar aman. Itu harus melewati tingkat standar keamanan tertinggi dan juga efektif," ujarnya.

WHO mengklaim bahwa 172 negara terlibat dalam diskusi untuk berpotensi berpartisipasi dalam rencana tersebut.

"Sampai hari ini, 64 negara berpenghasilan tinggi telah menyerahkan komitmen yang mengikat secara hukum untuk bergabung dengan COVAX," kata Kepala Aliansi Vaksin GAVI, Seth Berkley.

Baca Juga: Dituduh Sengaja Sebarkan Covid-19 ke Dunia, Xi Jinping: Jangan Ada Negara yang Politisasi Virus!

Selain itu, dirinya menuturkan sebanyak 38 negara tambahan diharapkan segera menandatangani.

Dirinya melanjutkan negara-negara ini akan memiliki akses ke vaksin dalam portofolio COVAX dan akan membayar dosisnya sendiri.

Sementara itu, sebanyak 92 negara berpenghasilan rendah yang telah bergabung dengan COVAX akan membeli dosis vaksin untuk mereka.

Baca Juga: Warga Dihimbau Waspada, Beberapa Klaster Baru Covid-19 Bermunculan di Jakarta, Pernikahan Terbanyak

"COVAX sekarang dalam bisnis, pemerintah dari setiap benua telah memilih untuk bekerja sama, tidak hanya untuk mengamankan vaksin bagi populasi mereka sendiri, tetapi juga untuk membantu memastikan bahwa vaksin tersedia bagi yang paling rentan di mana pun," tutur Berkley.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler