Akibat Pemanasan Global, Gletser di Tiongkok Hilang dengan Cepat

15 November 2020, 11:19 WIB
FOTO ilustrasi mencairnya lapisan gletser.*/PIXABAY /

PR DEPOK - Gletser di pegunungan Qilian yang berbatu serta suram di Tiongkok meghilang dengan begitu cepat akibat pemanasan global.

Para ilmuwan mengatakan, pemanasan global yang terjadi saat ini juga membawa perubahan yang tak terduga dan meningkatkan prospek kelumpuhan dan kekurangan air jangka panjang.

Terdapat Gletser terbesar di rangkaian pegunungan 800 km (500-mil) di tepi timur laut dataran tinggi Tibet yang kering telah menyusut sekitar 450 meter sejak tahun 1950-an.

Baca Juga: Terkubur Lebih dari 2.500 Tahun, Mesir Temukan 100 Peti Mati Kuno dan Mumi di Pemakaman Firaun

Hal itu diketahui saat para peneliti mendirikan stasiun pemantau pertama di Tiongkok untuk mempelajarinya.

Dikenal sebagai Laohugou No.12, Gletser seluas 20 kilometer persegi ini dilintasi oleh anak sungai yang mengalir di permukaannya yang berbatu dan berpasir.

Menurut para ilmuwan, gletser tersebut telah menyusut sekitar 7 persen sejak pengukuran dimulai dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Juga: Singgung Hubungan ASEAN-Selandia Baru, Jokowi Ingin Perkuat Kemitraan di Bidang Perikanan dan Iklim

Selain itu, hal lain yang juga mengkhawatirkan adalah hilangnya ketebalan es.

Qin Xiang selaku direktur di stasiun Pemantauan mengatakan, terdapat sekitar 13 meter (42 kaki) es yang menghilang seiring kenaikan suhu.

Informasi itu disampaikan oleh Qin Xiang pada Reuters dalam kunjungan di stasiun terpencil tempat Qin dan Tim kecil peneliti yang melacak perubahan tersebut.

Baca Juga: Mengaku Nabi dan Mendapat Mukzizat, Seorang Pastor Melarikan Diri Atas Dugaan Penipuan

"Kecepatan penyusutan gletser ini benar-benar mengejutkan," kata Qin seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Reuters pada Minggu, 15 November 2020.

Diketahui, dataran tinggi Tibet dikenal sebagai Kutub Ketiga dunia karena jumlah es yang sudah lama terkunci di alam liar dataran tinggi.

Namun Qin menyebutkan, sejak 1950-an, suhu rata-rata telah meningkat 1.5 celcius di daerah tersebut.

Baca Juga: Kementerian PUPR Siap Lelang Sembilan Ruas Jalan Tol Senilai Rp142 Triliun

Pemanasan global menjadi salah satu alasan dari perubahan cuaca yang membawa kondisi tak terduga lain semacam itu.

Pencairan di pegunungan bisa mencapai puncaknya dalam satu dekade. Setelah itu pencairan salju akan menurun dengan tajam karena gletser yang lebih kecil dan lebih sedikit.

Pakar Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok, Shen Yongping memperingatkan bahwa hal tersebut dapat membawa pada krisis air.

Baca Juga: Tanggapi Acara Pernikahan Putri Rizieq Shihab, dr. Tirta: Standar Ganda Kalian Wahai Pejabat

Mengingat bahwa, meski gletser yang mencair telah membawa lebih banyak limpasan. Akan tetapi hujan biasa dan hujan salju turun terkadang lebih jauh sedikit dari biasanya.

Para ilmuwan juga mengungkapkan bahwa perubahan di Qilian menggambarkan tren pencairan di bagian lain dari dataran tinggi Tibet.

"Gletser tersebut memantau tren pemanasan atmosfer yang berlaku untuk rantai pegunungan glasiasi di dekatnya, serta menyumbang limpasan ke bagian hulu Sungai Kuning dan Yangtze," tutur Aaron Putnan, seorang profesor ilmu bumi di Universitas Maine.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler