Ribuan Rakyat Turki Demo Usai Presiden Erdogan Memutuskan Keluar dari Perjanjian Perlindungan Perempuan

- 2 Juli 2021, 14:40 WIB
Demonstrasi besar terjadi di Turki pada Kamis 1 Juli 2021. Para demonstras mengkritik keputusan Presiden Turki Reccep Tayyip Erdogan yang memutuskan untuk mundur dari Konvensi Istanbul.
Demonstrasi besar terjadi di Turki pada Kamis 1 Juli 2021. Para demonstras mengkritik keputusan Presiden Turki Reccep Tayyip Erdogan yang memutuskan untuk mundur dari Konvensi Istanbul. /REUTERS/Murad Sezer/

PR DEPOK – Ribuan rakyat Turki melakukan aksi demo di kota-kota besar dengan turun ke jalan pada Kamis, 01 Juli 2021.

Hal itu menyusul aksi protes atas tindakan Presiden Tayyip Erdogan yang memutuskan untuk keluar dari perjanjian perlindungan terhadap perempuan.

Perjanjian tersebut tercantum dalam Konvensi Istanbul, yang dinegosiasikan di Kota Instanbul, Turki, pada 11 Mei 2011 lalu.

Baca Juga: Jelang PPKM Darurat, KAI Sesuaikan Pola Keberangkatan Kereta Api Jarak Jauh

Perjanjian yang disebut sebagai Konvensi Instanbul merupakan perjanjian yang dirancang untuk mencegah serta menuntut kekerasan terhadap perempuan dan kekerasan dalam rumah tangga.

"Kami tidak akan dibungkam, kami tidak akan takut, kami tidak akan sujud," ucap salah seorang perempuan yang ikut demo di ibu kota Ankara, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters.

Berbagai spanduk besar dengan bertuliskan mereka tidak akan menyerah pada Konvensi Instanbul tampak menghiasi aksi unjuk rasa tersebut.

"Saya merasa sulit dipercaya bahwa pemerintah mengambil hak alih-alih memperbaikinnya,” kata seorang mahasiswa, Ozgul.

Baca Juga: Bukan Ivermectin, Pakar Penyakit Menular Sarankan Pakai Obat Ini untuk Mengobati Covid-19

Atas keluarnya Turki dari perjanjian Konvensi Instanbul tersebut membuatnya sebagai perempuan tidak merasa aman.

“Kami bangun setiap hari dengan pembunuhan perempuan atau pembunuhan trans dan sebagai perempuan tidak mungkin merasa aman di negara ini,” tambahnya.

Sebelumnya, Erdogan mengumumkan penarikan Turki dari Konvensi Instanbul pada Maret 2021.

Menurutnya, Turki akan menggunakan Undang-Undang lokal untuk melindungi hak-hak perempuan.

“Perjuangan kita tidak diawali dengan Konvensi Istanbul dan tidak akan berakhir dengan keluarnya Turki dari pakta tersebut,” tegas Erdogan.

Baca Juga: Kemenkeu Sebut Utang Indonesia Masih Aman, Rizal Ramli: Lho kok Juni 2021 Sudah ‘Lampu Merah’?

Atas keputusan tersebut, rakyat Turki terutama dari kalangan perempuan menganggap Erdogan sebagai kemunduran dalam perjuangan memberantas kekerasan terhadap perempuan.

Keputusan Turki keluar dari dari Konvensi Instanbul juga mendapat kecaman dari Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Pengajuan banding untuk menghentikan Turki keluar dari perjanjian pun telah ditolak oleh pengadilan pada pekan ini.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah