Lebih jauh, Nasir Abas, mantan pemimpin al-Qaeda cabang Asia Tenggara, mengatakan kelompok-kelompok jihad sangat gembira bahwa Taliban telah merebut kembali Afghanistan.
"Ada yang sudah menyatakan harapan dan keinginannya untuk pergi ke Afghanistan. Pasti mereka akan pergi jika ada kesempatan bagi mereka untuk menjalani pelatihan militer di sana," ucapnya.
Baca Juga: Ria Ricis Sebut Jika Menikah Harta Miliknya akan Diberikan kepada Orang Tua
Sekadar informasi, Jamaah Islamiyah (JI) berada di balik peristiwa Bom Bali pada tahun 2002 yang menewaskan 202 jiwa.
Hingga saat ini, sumber keamanan senior mengatakan belum ada tanda-tanda kelompok-kelompok ekstremis akan pergi ke Afghanistan.
Namun propaganda yang memuji kembalinya Taliban ke tampuk kekuasaan dapat mengubah kelompok itu menjadi “model panutan” bagi kelompok-kelompok ekstremis di Indonesia.
Nasir, yang pernah dikenal sebagai teroris paling dicari di Asia Tenggara, meninggalkan JI pada tahun 2003 karena ia tidak setuju dengan peralihannya ke jihad kekerasan.
Baca Juga: Rusia Kirim Pesawat Pengebom Jarak Jauh di Perbatasan Tajikistan-Afghanistan, Siap Serang Taliban?
Dia ditangkap tahun itu dan dibebaskan pada 2004, dan sejak itu telah membantu pemerintah Indonesia dan masyarakat sipil dalam upaya deradikalisasi.
Nasir mengatakan para jihadis memandang kembalinya Taliban sebagai kemenangan yang serupa dengan penaklukan Nabi Muhammad atas kota suci Mekah pada 630 M.