Dr Veasna Duong, Kepala Virologi di IPC, mengungkapkan bahwa lembaganya telah melakukan empat perjalanan seperti itu dalam dua tahun terakhir.
Ia bersama timnya berharap mendapatkan petunjuk tentang asal dan evolusi virus yang ditularkan oleh kelelawar.
"Kami ingin mencari tahu apakah virus itu masih ada dan juga untuk mengetahui bagaimana virus itu berevolusi," kata Duong.
Virus mematikan yang berasal dari kelelawar antara lain Ebola dan virus corona lainnya seperti Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS) dan Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS).
Namun Duong mengatakan bahwa manusia-lah yang bertanggung jawab atas kehancuran yang disebabkan oleh Covid-19, karena gangguan dan kerusakan habitat alami.
"Kalau kita coba dekat-dekat dengan satwa liar, kemungkinan virus dibawa oleh satwa liar lebih besar dari biasanya," kata dia.
Baca Juga: Demi Datangkan Kaesang Pangarep ke Podcast Miliknya, Deddy Corbuzier Rela Keluarkan Budget 5 M
"Kemungkinan virus bertransformasi hingga menginfeksi manusia juga lebih besar," tuturnya melanjutkan.
Proyek yang didanai Prancis ini juga bertujuan untuk melihat bagaimana perdagangan satwa liar dapat berperan, kata Julia Guillebaud, seorang insinyur penelitian di unit virologi IPC.