Presiden Terpilih secara Demokratis Gantikan Ratu Elizabeth II, Barbados Resmi Hapus Sistem Kolonial Inggris

- 22 Oktober 2021, 14:10 WIB
Pangeran Charles menghadiri pertemuan dengan Gubernur Jenderal Barbados, Sandra Mason.
Pangeran Charles menghadiri pertemuan dengan Gubernur Jenderal Barbados, Sandra Mason. /Rooke Team/Reuters

PR DEPOK - Barbados telah memilih presidennya yang pertama untuk menggantikan Ratu Elizabeth II dari Inggris sebagai kepala negara.

Momen tersebut menjadi langkah yang menentukan untuk menghapus sistem kolonial masa lalu di pulau Karibia itu.

Sandra Mason terpilih pada Rabu, 20 Oktober 2021 malam, dengan dua pertiga suara dari sesi bersama Dewan Majelis dan Senat Barbados.

Baca Juga: Raffi Ahmad Tirukan Ucapan Rafathar yang Protes Tak Mau Syuting: Papa, Masa Anak Kecil Disuruh Kerja

Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters pada Jumat, 22 Oktober 2021, hal itu menandai sebuah sejarah baru jalan menuju negara republik.

Barbados, sebuah negara bekas kolonial Inggris yang memperoleh kemerdekaan pada 1966, dengan penduduk hanya di bawah 300.000 jiwa telah lama mempertahankan hubungan dengan monarki Inggris.

Tetapi seruan untuk kedaulatan penuh dan kepemimpinan dalam negeri telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Juga: Jokowi-Ma’ruf Amin Genap Dua Tahun Memimpin, Mardani Ali: Demokrasi Itu Esensi Check dan Balances

Mason berusia 72 akan dilantik pada 30 November mendatang, di mana bertepatan dengan peringatan 55 tahun kemerdekaan negara itu dari Inggris.

Ia dikenal sebagai seorang mantan ahli hukum yang telah menjadi gubernur jenderal pulau itu sejak 2018, dia juga wanita pertama yang melayani di Pengadilan Banding Barbados.

Sementara itu, Perdana Menteri Barbados Mia Mottley menyebut pemilihan presiden sebagai momen penting dalam perjalanan negara itu.

Baca Juga: Potensi Minyak Mentah RI Capai 52 Juta Ton per Tahun, Jokowi: Manfaatkan dengan Industrialisasi Kelapa Sawit

"Kami baru saja memilih dari antara kami seorang wanita yang unik dan penuh semangat Barbados, tidak berpura-pura menjadi apa pun dan mencerminkan nilai-nilai siapa kami," kata Mottley setelah pemilihan Mason.

Wazim Mowla dari lembaga pemikir Dewan Atlantik mengatakan bahwa pemilihan itu dapat menguntungkan Barbados baik di dalam maupun di luar negeri.

Langkah tersebut membuat Barbados, sebuah negara berkembang kecil, menjadi pemain yang lebih sah dalam politik global.

Baca Juga: BTS Dikabarkan Hengkang dari Columbia Records Sony Music, Bergabung dengan Universal Music Group

Ia juga menambahkan bahwa hal itu juga dapat berfungsi sebagai "langkah pemersatu dan nasionalis" yang dapat menguntungkan kepemimpinannya saat ini di dalam negeri.

"Pemimpin Karibia lainnya dan warganya kemungkinan akan memuji langkah itu, tetapi saya tidak berharap orang lain mengikutinya"

"Langkah ini akan selalu dipertimbangkan hanya jika itu demi kepentingan terbaik masing-masing negara,"ujar Mowla.

Baca Juga: Gedung GBI Cimanggis Resmi Berdiri, Wali Kota Depok: Jadikan Tonggak Utama Kebhinekaan

Lebih jauh lagi, Mottley mengatakan keputusan Barbados untuk menjadi republik bukanlah kutukan atas masa lalu Inggris.

"Kami berharap dapat melanjutkan hubungan baik dengan kerajaan Inggris," katanya.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x