Antibodi memungkinkan tubuh manusia untuk melawan virus yang masuk ke sistem, mencegah mereka memasuki sistem kekebalan.
Sementara sebelumnya dalam pandemi Covid-19 diperkirakan bahwa terinfeksi Covid-19, atau divaksinasi, akan memberikan antibodi yang cukup untuk mencegah infeksi ulang.
Namun, varian Omicron telah membuktikan sebaliknya, karena jumlah orang yang terinfeksi ulang dalam jumlah tinggi dan banyak yang terinfeksi meski sudah divaksinasi lengkap.
Baca Juga: Kisah 'Aquaman' Nyata, Pria Tonga Selamat dari Tsunami Usai Berenang Selama 28 Jam
Menggunakan urutan lengkap varian Omicron, tim peneliti mengidentifikasi total 46 mutasi tanda tangan dalam varian, 23 di antaranya benar-benar unik dan belum diidentifikasi dalam varian virus sebelumnya.
Dua mutasi pertama kali dicatat dalam varian Delta atau Delta Plus yang mendahului Omicron beberapa bulan.
Dari 46 mutasi yang ditemukan, 30 diidentifikasi dalam protein S sementara sisanya terletak di tempat lain di sel virus.
Setelah mengidentifikasi mutasi unik yang ditemukan pada varian Omicron, tim beralih untuk meneliti apakah mereka bertanggung jawab atas kurangnya respons antibodi terhadap varian tersebut.
Menggunakan struktur S-protein yang sudah ada sebelumnya yang diambil dari Protein Data Bank.