Pfizer dan BioNTech Mulai Lakukan Pengujian Vaksin Khusus Omicron, Sebut Booster Berikan Perlindungan

- 26 Januari 2022, 18:45 WIB
Ilustrasi vaksin Pfizer. Perusahaan vaksin Pfizer dan BioNTech memulai uji coba vaksin batu mereka yang khusus varian Omicron.
Ilustrasi vaksin Pfizer. Perusahaan vaksin Pfizer dan BioNTech memulai uji coba vaksin batu mereka yang khusus varian Omicron. /ANTARA

PR DEPOK – Perusahaan pembuat vaksin, Pfizer dan BioNTech, mengatakan bahwa mereka memulai uji klinis untuk melakukan tes dari vaksin mereka yang dirancang khusus untuk menargetkan Omicron.

Pasalnya, varian Omicron telah terbukti mampu menghindari beberapa perlindungan yang diberikan oleh rejimen vaksin dua dosis asli Pfizer dan BioNTech.

Pfizer dan BioNTech berencana untuk menguji respon imun yang dihasilkan oleh vaksin berbasis Omicron baik sebagai rejimen tiga pada orang yang tidak divaksinasi dan sebagai suntikan booster untuk orang yang telah menerima dua dosis vaksin asli mereka.

Selain itu, mereka juga menguji dosis keempat vaksin saat ini yang berbasis Omicron pada orang yang menerima dosis ketiga vaksin Pfizer-BioNTech tiga hingga enam bulan sebelumnya.

Baca Juga: Attack On Titan Season 4: Alasan Mikasa Meletakkan Syal dan Meninggalkannya

Perusahaan berencana untuk mempelajari keamanan dan tolerabilitas suntikan di lebih dari 1.400 orang yang akan terdaftar dalam uji coba.

"Penelitian saat ini dan data dunia nyata menunjukkan bahwa booster terus memberikan perlindungan tingkat tinggi terhadap penyakit parah dan rawat inap dengan Omicron,” ujar kepala penelitian dan pengembangan vaksin Pfizer, Kathrin Jansen, dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Reuters.

“Namun kami menyadari perlunya bersiap jika perlindungan ini berkurang seiring waktu dan berpotensi membantu mengatasi Omicron dan varian baru di masa depan," tambahnya.

Baca Juga: Update Covid-19 Indonesia 26 Januari 2022: Kasus Corona Baru Hari Ini Bertambah 7.010

Bergantung pada jumlah data uji klinis yang diperlukan oleh regulator, BioNTech menyebut bukan tidak mungkin untuk mewujudkan rencana saat ini untuk meluncurkan vaksin penargetan Omicron pada akhir Maret.

Pfizer mengatakan bahwa dua dosis vaksin asli mungkin tidak cukup untuk melindungi terhadap infeksi dari Omicron, dan bahwa perlindungan terhadap rawat inap dan kematian mungkin berkurang.

Namun, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengatakan dosis ketiga vaksin mRNA seperti vaksin Pfizer-BioNTech telah memberikan perlindungan 90 persen terhadap rawat inap karena Covid-19.

Baca Juga: Cara Mudah Membuat EmojiMix yang Viral di TikTok Lewat Aplikasi di Ponsel

Beberapa negara sudah mulai menawarkan dosis booster tambahan, tetapi penelitian terbaru dari Israel menunjukkan bahwa meskipun dosis keempat vaksin mRNA meningkatkan antibodi, levelnya tidak cukup tinggi untuk mencegah infeksi Omicron.

DATA European Medicines Agency (EMA) mengatakan bahwa regulator internasional menginginkan data dari studi klinis seperti yang dilakukan oleh Pfizer dan BioNTech sebelum persetujuan vaksin baru.

EMA mennuturkan studi ini harus menunjukkan bahwa vaksin baru menghasilkan lebih banyak antibodi penetralisir dalam darah daripada vaksin saat ini dan mungkin juga melindungi terhadap varian baru yang menjadi perhatian.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Karier dan Keuangan Kamis, 27 Januari 2022: Scorpio, Situasi Tak Terduga akan Muncul

BioNTech menolak berkomentar tentang jenis data apa yang diminta untuk diajukan kepada regulator.

Analisis antibodi yang ditimbulkan oleh penguat yang ditargetkan Omicron akan membantu menjawab apakah suntikan akan diperlukan yang menangani lebih dari satu varian pada satu waktu.

Namun, beberapa ilmuwan mempertanyakan apakah ada perubahan yang diperlukan saat ini.

Baca Juga: 10 Link Twibbon Tahun Baru Imlek 2022, Gratis dengan Berbagai Desain Unik dan Menarik

"Tujuan dari vaksin ini adalah untuk melindungi dari penyakit serius," kata Dr Paul Offit, ahli penyakit menular di University of Pennsylvania.

"Sampai saat ini, vaksin ini melakukan itu, termasuk perlindungan terhadap Omicron," ujarnya.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah