Network
Baca Juga: Buntut Taliban yang Tutup Sekolah untuk Anak Perempuan, AS Batalkan Pertemuan dan Dialog
Petani itu dilaporkan membuka rute di hutan tempat dia memiliki perkebunan kacang ketika dia mendengar salah satu anak laki-laki menangis dan bergegas ke arah itu.
Pada saat itu, kedua anak laki-laki yang ditemukannya telah menjelajahi hutan selama hampir satu bulan dan mengalami kekurangan gizi dan dehidrasi parah.
Kulit mereka dipenuhi gigitan serangga dan cakaran dari dahan pohon, dan kaki mereka juga tergores dan memar.
Mereka diterbangkan ke unit ICU di Manaus, di mana mereka dipertemukan kembali dengan orang tua mereka.
Baca Juga: Profil dan Biodata Dokter Terawan, Mantan Menkes yang Diberhentikan Permanen dari IDI
"Mereka kekurangan gizi dan memiliki beberapa infeksi kulit, telinga dan punggung," kata dokter anak Eugenio Tavares.
“Frekuensi pernapasan normal, mereka tidak batuk. Ginjal menjadi perhatian tetapi sekarang berfungsi dengan sangat baik kembali. Kita perlu menjaga infeksi yang tersisa dan pemberian makan yang hati-hati untuk mengetahui apakah mereka akan mentolerir diet progresif dan menambah berat badan,” ungkapnya.
Beberapa sumber mengklaim bahwa kedua anak laki-laki itu tidak makan apa pun selama di hutan, sementara yang lain mengatakan bahwa mereka bertahan hidup dengan meminum air hujan dan air sungai serta memakan buah liar yang disebut sorva.
“Kakaknya mengatakan bahwa pada satu titik sang adik tidak bisa lagi berjalan, jadi dia harus pergi dan mengumpulkan buah untuk mereka makan. Tapi itu sampai pada titik di mana yang lebih tua juga tidak bisa lagi berjalan,” kata seorang pekerja sosial yang ditugaskan untuk kasus tersebut.
