PR DEPOK - Pihak dari Amerika Serikat merasa bahwa Korea Utara memiliki lebih banyak stok rudal usai berhasil melakukan sederetan tembakan pengujian.
Seperti yang diketahui sebelumnya, Pyongyang telah menembakkan rudal pertamanya di tahun 2022 pada 27 Februari lalu, kemudian disusul tebakan lanjutan pada 5 Maret.
Lalu pada Kamis 25 Maret kemarin, Pyongyang didapati kembali melakukan penembakan rudal yang digadang-gadang menjadi paling kuat dari jarak penuh sejak 2017.
Melansir PikiranRakyat-Depok.com dari Channel New Asia, pengujian rudal tersebut bahkan dibimbing langsung oleh Kim Jong Un, tujuannya untuk memastikan negaranya benar-benar siap bertempur dengan Amerika Serikat.
Sementara itu pihak AS mengatakan bahwa kegiatan pengujian rudal itu merupakan bentuk provokasi dari Korea Utara dan mereka berpikir kemungkinan adanya lebih banyak lagi stok rudal yang belum diuji.
"Kami melihat ini sebagai bagian dari pola pengujian dan provokasi dari Korea Utara. Kami pikir kemungkinan ada lebih banyak lagi," ujar Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan.
Rudal yang ditembakkan pada Kamis lalu, disebut telah melakukan perjalanan lebih tinggi dan lebih jauh daripada ICBM yang dirancang khusus untuk menyerang di mana saja di daratan AS.