PR DEPOK - Selasa, 29 Maret kemarin pihak Rusia menjanjikan kurangi serangan militer ke Ukraina. Tetapi Amerika Serikat memperingatkan bahwa ancaman tersebut belum berakhir.
Usulan itu dilakukan Rusia setelah Ukraina mengadopsi status netral sebagai tanda majunya negosiasi tatap muka antara Rusia-Ukraina.
Invasi Rusia telah dihentikan setelah perlawanan keras dari pasukan Ukraina berhasil merebut kembali wilayah mereka bahkan saat warga sipil terjebak di kota-kota yang telah terkepung.
"Sebuah keputusan dibuat untuk secara radikal, dengan margin besar, mengurangi aktivitas militer di arah Kyiv dan Chernihiv," ujar Wakil Menteri Pertahanan Rusia Alexander Fomin kepada wartawan, dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Channel New Asia.
Menurut Pentagon, Rusia mulai memindahkan pasukannya dalam jumlah yang sangat kecil dari posisi di sekitar Kyiv. Langkah itu merupakan sebuah tindakan reposisi daripada mundur dari perang.
Walaupun demikian, pihak AS menyatakan tindakan itu bukan berarti ancaman terhadap Kyiv berakhir.
Baca Juga: Jadwal Acara Trans TV dan Trans7 Hari Kamis, 31 Maret 2022: Akan Tayang Yang Teristimewa Raisa
"Itu tidak berarti bahwa ancaman terhadap Kyiv sudah berakhir," ucap juru bicara AS John Kirby.