Karenanya, menurut direktur WHO itu, penyebaran kasus cacar monyet di Eropa dan AS sesuatu yang tidak biasa.
"Semua, kecuali satu, dari kasus baru-baru ini tidak memiliki riwayat perjalanan yang relevan ke daerah di mana cacar monyet ditemukan," katanya.
Baca Juga: Suriah Tuntut AS Tanggung Jawab atas Tewasnya Warga Sipil pada 2019 Silam
"Kasus yang saat ini terdeteksi adalah di antara mereka yang terlibat dalam aktivitas seksual," ujar Kluge lagi.
WHO juga mengatakan sedang menyelidiki fakta bahwa banyak kasus yang dilaporkan adalah orang yang mengidentifikasi diri sebagai gay, biseksual atau laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki.
Sementara itu, kepala penasihat medis Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA), Susan Hopkins, juga memperkirakan peningkatan kasus cacar monyet akan berlanjut dalam beberapa hari mendatang.
Cacar monyet atau Monkeypox sebelumnya tidak digambarkan sebagai infeksi menular seksual, kata UKHSA.
Cacar monyet ini dapat ditularkan melalui kontak dengan lesi kulit dan tetesan orang yang terkontaminasi, serta barang-barang bersama seperti tempat tidur dan handuk.
"Sebagian besar kasus ringan dan saya dapat mengonfirmasi bahwa kami telah mendapatkan dosis vaksin lebih lanjut yang efektif melawan cacar monyet," ujar Menkes Inggris Sajid Javid menyakinkan.