PR DEPOK – Perang antara Rusia dan Ukraina sudah tiga bulan berlangsung sejak 24 Februari 2022.
Dalam upaya serang terbarunya, Presiden Rusia Vladimir Putin dikabarkan telah mengerahkan ahli bom barel dari Suriah untuk membantu invasi di Ukraina.
Akan tetapi, pengerahan ahli bom barel Suriah oleh Presiden Rusia Vladimir Putin diklaim sebagai tanda kelemahan tentara Kremlin dalam invasi di Ukraina.
Baca Juga: Presiden Vladimir Putin Terancam Dilengserkan, Elite Rusia Cari Penggantinya
Perwira intelijen Eropa mengatakan bahwa lebih dari 50 spesialis telah berada di Rusia selama beberapa minggu bekerja bersama para pejabat dari tentara Vladimir Putin untuk kemungkinan mempersiapkan serangan ke Ukraina.
Rusia dalam hal ini berupaya mendorong strategi penawaran terakhir untuk mempertahankan wilayah di Donbas, saat Rusia berusaha mengepung Severodonetsk, Lysychansk, dan Rubizhne.
Frank Ledwidge, seorang rekan senior di Universitas Portsmouth dan mantan perwira militer yang pernah bertugas di Balkan, Irak dan Afghanistan mengatakan bahwa pengerahan bom barel bisa menjadi tanda kelemahan Vladimir Putin.
Baca Juga: Update Perang Hari ke-91: Pertempuran di Wilayah Timur Melawan Rusia akan Jadi Penentu Nasib Ukraina
“Tingkat tertentu pengurangan ketangkasan taktis dan bahwa Putin akan menurunkan pasar secara militer,” katanya seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Mirror.