Ukraina Masih Kekurangan Roket untuk Tahan Mati Pasukan Rusia

- 7 Juni 2022, 20:50 WIB
Potret bangunan tempat tinggal yang hancur akibat konflik Ukraina-Rusia di kota pelabuhan selatan Mariupol, Ukraina 14 April 2022. Gambar diambil dengan drone.
Potret bangunan tempat tinggal yang hancur akibat konflik Ukraina-Rusia di kota pelabuhan selatan Mariupol, Ukraina 14 April 2022. Gambar diambil dengan drone. /Pavel Klimov/REUTERS/

PR DEPOK – Melawan invasi Rusia, Ukraina dikabarkan masih kekurangan sistem roket.

Ukraina mengatakan perlu 60 sistem roket multi-peluncuran untuk memiliki kesempatan mengalahkan Rusia.

Pasalnya, jumlah senjata seperti yang dijanjikan oleh negara Barat sejauh ini mungkin tidak cukup bagi Ukraina untuk menahan serangan Rusia.

Oleksiy Arestovych, seorang penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, mengatakan 60 peluncur roket akan menghentikan pasukan Rusia mati di jalur mereka.

Baca Juga: Lirik Lagu Tak Ingin Usai Dinyanyikan Keisya Levronka, Tengah Viral di TikTok

Sebanyak 40 peluncur akan memperlambat pasukan Rusia dengan banyak korban.

Sedangkan 20 peluncur akan hanya meningkatkan korban pada Rusia.

Ukraina sejauh ini telah menggunakan peralatan yang dipasok Barat dengan sangat baik.

Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 32 Kapan Dibuka? Simak Estimasi, Cara Daftar dan Tips Anti Gagal Verifikasi Wajah

Tercatat beberapa kemenangan medan perang profil tinggi melawan tank dan kapal Rusia dengan menggunakan material seperti rudal Javelin dan British Next Generation Light Antitank Weapons (NLAW).

Angkatan Laut Ukraina mengatakan minggu ini bahwa mereka telah mendorong kapal-kapal dari Armada Laut Hitam Rusia kembali sekitar 60 mil dari pantai Ukraina.

“Perang di timur saat ini sedang dibentuk oleh peran artileri,” kata Mick Ryan, pensiunan mayor jenderal angkatan darat Australia.

Baca Juga: Hasil Daihatsu Indonesia Master 2022: Bagas/Fikri Gagal Melaju ke-16 Besar Usai Ditaklukkan Sabar/Reza

Menurutnya, 60 senjata MLRS akan memungkinkan Ukraina untuk menggantikan potensi kerugian tempur.

Ia menjelaskan bahwa perkiraan jangkauan 50 mil dari senjata MLRS yang dipasok Inggris dan AS melebihi howitzer yang digunakan Rusia dan akan memberi Ukraina keuntungan.

"Area jangkauan yang jauh lebih luas untuk misi penembakan dalam waktu singkat," katanya seperi dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Washington Post.

Baca Juga: Takjub dengan Cerita Kebaikan Eril, Anies Baswedan: Insya Allah Jadi Pembuka Pintu Jannah bagi Ibu dan Ayahnya

Untuk diketahui, Amerika Serikat dan Inggris baru-baru ini mengumumkan rencana untuk memberi Ukraina sistem roket peluncuran ganda (MLRS).

AS mengirim empat Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi M142, umumnya dikenal sebagai HIMARS, meskipun pasukan Ukraina membutuhkan setidaknya tiga minggu pelatihan untuk menggunakannya.

Sementara itu Inggris mengkonfirmasi pada hari Senin bahwa mereka akan mengirim sejumlah sistem peluncuran M270 ke Ukraina.

Baca Juga: PSG Incar Jose Mourinho, Angel Di Maria Soroti Karir Messi

Adapun Rusia telah memperingatkan agar tidak melengkapi Ukraina dengan senjata jarak jauh.

Selama akhir pekan, Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam kampanye penembakan yang lebih luas sebagai tanggapan, bahkan ketika dia menolak kemanjuran mereka.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menuduh bahwa Ukraina akan menggunakan sistem tersebut untuk menyerang target di dalam Rusia, meskipun pemerintahan Biden mengatakan bahwa Kyiv setuju untuk menggunakan senjata hanya di dalam wilayahnya.

Sedangkan Inggris belum memberi jaminan serupa dari Ukraina, tetapi pengirimannya dilakukan setelah berkonsultasi dengan AS.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Washington Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah