Network
Siaran televisi awal mengikuti format yang sama seperti radio, dengan seorang pria membaca buletin sederhana di layar hitam putih.
Namun teknologi tersebut segera berkembang untuk menyertakan gambar peristiwa dan wawancara dengan orang-orang.
Baca Juga: Prakiraan Hujan di Indonesia 21 November 2022: Sebagian Jawa Barat Berpotensi Hujan Sedang
Gaya monokrom ditinggalkan ketika teknologi warna dikembangkan pada pertengahan hingga akhir tahun enam puluhan, dan teknologi TV terus maju dengan peningkatan optik dan digital yang semakin canggih.
Namun, Hari Televisi Sedunia tidak dimaksudkan untuk menjadi perayaan alat elektronik itu sendiri, melainkan filosofi yang diwakilinya yakni filosofi keterbukaan dan transparansi isu-isu dunia.
Televisi telah lama dianggap mewakili komunikasi dan globalisasi di dunia kontemporer, tetapi tidak semua perwakilan pemerintah yang hadir melihat hal-hal seperti itu.
Baca Juga: Prakiraan Hujan di Wilayah Jabodetabek, Periode 21-26 November 2022
Hari Televisi Sedunia adalah kesempatan bagi masyarakat untuk menghargai tidak hanya kecerdikan teknologi luar biasa dari para ilmuwan dan insinyur yang membuat hal-hal yang tampaknya mustahil terjadi.
Di samping itu, Hari Televisi Sedunia juga menjadi momen untuk memahami implikasi sosial dan budaya yang dimiliki media pemersatu seperti itu terhadap komunitas global kita.
Demikian penjelasan mengenai sejarah dan filosofi Hari Televisi Sedunia yang dirayakan setiap 21 November.***
