Baca Juga: Sedang Berlangsung! Live Streaming Laga Sengit Arab Saudi vs Polandia di SCTV
Untuk penelitian ini, para peneliti mengumpulkan sampel rektum dari 149 kelelawar individu yang mewakili 15 spesies, di enam kabupaten atau kota di provinsi Yunnan, China.
RNA, asam nukleat yang ada dalam sel hidup, diekstraksi dan diurutkan secara individual untuk setiap kelelawar.
Yang memprihatinkan, para peneliti mencatat frekuensi tinggi dari beberapa virus yang menginfeksi satu kelelawar pada satu waktu.
Hal ini dapat menyebabkan virus yang ada menukar sedikit kode genetik mereka, sebuah proses yang dikenal sebagai rekombinasi, untuk membentuk patogen baru.
“Pesan utama adalah bahwa kelelawar individu dapat menampung banyak spesies virus yang berbeda, kadang-kadang menjadi tuan rumah bagi mereka pada saat yang sama,” kata Profesor Jonathan Ball, ahli virologi di Universitas Nottingham.
Koinfeksi seperti itu, terutama dengan virus terkait seperti virus corona, memberi kesempatan virus untuk menukar informasi genetik penting, yang secara alami memunculkan varian baru.
BtSY2 juga memiliki domain pengikat reseptor yang merupakan bagian penting dari protein lonjakan yang digunakan untuk menempel ke sel sel manusia dan mirip dengan SARS-CoV-2, menunjukkan bahwa virus dapat menginfeksi manusia.
“BtSY2 mungkin dapat memanfaatkan reseptor ACE2 manusia untuk entri sel,” katanya.