Hari Ini, WHO Akhiri Penetapan Darurat Kesehatan Global untuk Covid-19

- 5 Mei 2023, 22:01 WIB
Tepat hari ini, 5 Mei 2023, WHO menetapkan Covid-19 tidak lagi menjadi keadaan darurat kesehatan global.*
Tepat hari ini, 5 Mei 2023, WHO menetapkan Covid-19 tidak lagi menjadi keadaan darurat kesehatan global.* /Pixabay/PIRO4D

PR DEPOK - Sejak merebaknya wabah virus corona, WHO menetapkan Covid-19 menjadi pandemi global.

 

Kasus pertama novel coronavirus (nCoV) pertama kali terdeteksi di Tiongkok pada bulan Desember 2019, dan virus ini menyebar dengan cepat ke negara-negara lain di seluruh dunia.

WHO (World Health Organization) mendeklarasikan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional pada tanggal 30 Januari 2020, dan menetapkan wabah tersebut sebagai pandemi pada tanggal 11 Maret 2020.

Wabah virus corona merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus sindrom pernapasan akut parah bernama coronavirus 2 (SARS-CoV-2).

Baca Juga: 8 Tempat Bakso Urat di Bekasi Terenak dan Buka Setiap Hari, Ketahui Alamatnya di Sini

Tidak hanya membawa duka akibat kehilangan anggota keluarga, wabah ini menyebabkan ketidakpastian ekonomi.

Dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Reuters, tepat hari ini, 5 Mei 2023, WHO menetapkan Covid-19 tidak lagi menjadi keadaan darurat kesehatan global.

 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan hal ini pada hari Jumat, 5 Mei 2023 setelah Covid-19 melanda lebih dari tiga tahun.

Kebijakan ini merupakan sebuah langkah besar dan tonggak sejarah menuju berakhirnya pandemi yang telah memakan korban jiwa lebih dari 6,9 juta orang, mengganggu ekonomi global, dan menjungkirbalikkan kehidupan sehari-hari dengan cara yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.

Baca Juga: Jokowi 'Ultimatum' Pemprov Lampung Jika Tak Perbaiki Jalan: Akan...

Keputusan ini tidak banyak berpengaruh karena telah banyak negara yang telah mengakhiri keadaan darurat Covid.

Dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari New York Times, secara global ada sebanyak 765.222.932 kasus Covid yang dikonfirmasi, termasuk 6.921.614 kematian, yang dilaporkan ke WHO per 3 Mei 2023.

 

Namun, angka-angka ini masih jauh di bawah jumlah korban pandemi yang sebenarnya. Para peneliti independen memperkirakan jumlah kematian yang sebenarnya akibat virus ini jauh lebih tinggi.

Setahun yang lalu, WHO menyampaikan bahwa 15 juta orang lebih banyak meninggal dalam dua tahun pertama pandemi dibandingkan dengan jumlah kematian pada masa normal. Negara-negara berkembang kehilangan hampir delapan juta lebih banyak orang dari yang diperkirakan meninggal di negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah pada akhir 2021.

Baca Juga: Cara Cek Bansos BPNT 2023 di Link Resmi Kemensos Berikut Ini, Anda Penerima Bantuan?

Dr. K. Srinath Reddy, yang memimpin Yayasan Kesehatan Masyarakat India selama pandemi mengatakan, bahwa keputusan untuk mencabut keadaan darurat tersebut adalah tepat, karena tingkat kekebalan yang tinggi secara global terhadap Covid telah tercapai.

Hal ini disebabkan oleh vaksinasi atau infeksi, atau keduanya. Dr. Reddy mengatakan juga bahwa berakhirnya status darurat juga harus dihargai sebagai momen pencapaian manusia dan perayaan ilmu pengetahuan.

 

"Penting untuk menyadari bahwa apa yang membuat virus mengubah karakternya bukan hanya biologi evolusioner, tetapi juga fakta bahwa kita telah menginduksi virus untuk benar-benar menjadi kurang ganas, dengan vaksinasi, penggunaan masker dan dengan sejumlah tindakan kesehatan masyarakat," jelasnya.

Namun, keputusan WHO ini tidak disambut baik oleh semua pakar kesehatan. Margareth Dalcolmo, seorang dokter pernapasan dan anggota Akademi Kedokteran Nasional asal Brasil mengatakan bahwa masih terlalu dini untuk mencabut keadaan darurat. 

Baca Juga: Jadwal F1 GP Miami 2023, Siapa yang Akan Keluar Sebagai Juara?

Ia berkata bahwa masih ada tugas-tugas mendesak seperti penelitian varian Covid dan pengembangan vaksin yang lebih baik.

“Penetapan keadaan darurat kesehatan masyarakat global juga menciptakan pengaruh bagi negara-negara berpenghasilan rendah untuk dapat mengakses perawatan lebih baik,” ujarnya.

 

Dalcolmo mengatakan bahwa pencabutan keadaan darurat global harus dilihat bukan sebagai tonggak sejarah, tetapi sebagai peringatan.

"Anggap saja ini sebagai peringatan, waktu untuk bersiap-siap menghadapi pandemi berikutnya, karena kita tahu virus pernapasan akan meningkat," jelasnya.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: New York Times Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah