Warga Irak juga melancarkan protes, dengan ratusan orang menyerbu kedutaan Swedia di Baghdad pada hari Kamis lalu. Para penyerbu itu, diketahui banyak yang dianggap sebagai pendukung ulama Syiah Moqtada Al-Sadr.
Sabtu, 1 Juli lalu, Uni Eropa juga mengutuk aksi pembakaran Al Quran sebagai tindakan "menyinggung, tidak sopan, dan jelas merupakan tindakan provokasi".
Baca Juga: Kenali Gejala Aneurisma, Penyebab Kematian Influencer Jo Lindner
"Manifestasi rasisme, xenofobia, dan intoleransi terkait (pembakaran Al Quran), tidak memiliki tempat di Eropa," ujar Nabila Massrali selaku juru bicara Uni Eropa untuk urusan luar negeri dan kebijakan keamanan.
Uni Eropa juga menyampaikan, bahwa mereka ikut bersama dengan Kementerian Luar Negeri Swedia dalam penolakan keras terhadap aksi pembakaran Al Quran.
"Uni Eropa bergabung dengan Kementerian Luar Negeri Swedia dalam penolakan keras terhadap pembakaran Al Quran oleh seseorang di Swedia.
"Tindakan ini sama sekali tidak mencerminkan pendapat Uni Eropa," kata Nabila Massrali seperti yang dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari laman Middle East Monitor.