Jemaah Haji Malaysia Alami Kendala Selama di Arab Saudi, Ada Masalah Kepadatan Tenda dan Distribusi Katering

- 8 Juli 2023, 13:57 WIB
Ilustrasi ibadah haji - Jemaah haji Malaysia disebut mengalami beberapa masalah dalam pelayanan selama di Arab Saudi, termasuk distribusi katering.
Ilustrasi ibadah haji - Jemaah haji Malaysia disebut mengalami beberapa masalah dalam pelayanan selama di Arab Saudi, termasuk distribusi katering. /ANTARA FOTO/Saudi Ministry of Media/Handout via REUTERS.

PR DEPOK - Para jemaah haji Malaysia mengalami sejumlah kendala dalam pelayanan mereka selama berada di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina). Mereka menghadapi masalah kepadatan tenda dan keterlambatan dalam distribusi katering.

Dalam kunjungannya ke Kantor Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daerah Kerja (Daker) Makkah di Syisyah pada Jumat (8/7/2023), Direktur Eksekutif Tabung Haji Malaysia, Dato Sri Syed Saleh, juga mengkritik kualitas pendingin udara di Mina yang dinilainya tidak memadai.

Dikatakan Syed Saleh, kalau selama Armina, mereka menghadapi beberapa masalah. Salah satunya adalah kekurangan ruang bagi jemaah haji di dalam tenda, terutama di Mina. Kedua, terdapat keterlambatan dalam mengikuti jadwal makan minum.

“Selama Armina ada sejumlah masalah. Kita lihat di sini di antaranya dari segi ruang untuk jemaah haji di dalam kemah (tenda), terutama di Mina. Kedua, dari segi aturan makan minum agar lebih mengikut jadwal (tidak terlambat),” terang Syed Saleh saat berkunjung ke Kantor Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daerah Kerja (Daker) Makkah di Syisyah, dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari kemenag, pada Jumat (8/7/2023).

Baca Juga: Rekomen! 6 Tempat Wisata di Pekalongan Rating Tinggi, Kid Friendly

Syed Saleh dan delegasinya, yang terdiri dari 20 anggota, bertemu untuk berbagi pengalaman dan membahas sejumlah masalah yang dihadapi selama fase Armina. Dalam pertemuan tersebut, terungkap bahwa masalah yang dihadapi oleh jemaah dari Malaysia dan negara lain sama.

Terutama saat berada di Armina. Masalah ini disebabkan oleh kurangnya profesionalisme dalam pelayanan dari perusahaan swasta Mashariq, yang ditunjuk oleh otoritas Arab Saudi untuk melayani jemaah haji dari beberapa negara di Asia Tenggara.

Dtambahkan Syed Saleh, bahwa poin yang ketiga, perlu adanya perbaikan dalam kemudahan fasilitas, termasuk sistem pendingin udara. Hal ini harus mendapatkan perhatian serius, karena sangat berpengaruh terhadap kesehatan para Jemaah.

“Ketiga, kemudahan (fasilitas) dalam kemah di antaranya pendingin agar lebih diperbaiki lagi. Itu yang harus diberi perhatian,” sambung Syed Saleh.

Baca Juga: Raos! 6 Rekomendasi Soto Paling Ramai dan Terkenal di Cirebon, Cek Alamat di Sini

Ketika ditanya mengenai kemacetan di Muzdalifah, Syed Saleh menyatakan bahwa kondisi tersebut juga perlu diperbaiki di masa depan.

Syed Saleh bersyukur bahwa seluruh jemaah haji Malaysia dapat menjalani rangkaian ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina) tanpa ada korban jiwa. Namun demikian, ia melihat adanya kekurangan dalam pelayanan dan fasilitas yang disediakan oleh Mashariq.

Dipaparkannya juga, kalau semua masalah ini juga dihadapi setiap tahun sebelumnya, baik oleh Malaysia maupun oleh negara-negara lain. Oleh karena itu, harus dicari solusi jangka panjang untuk mengatasi kekurangan ini.

“Ini juga yang dihadapi saban tahun sebelum ini dan juga yang dihadapi oleh negara negara lain. Jadi kita harus mencari satu penyelesaian jangka panjang dalam usaha kita untuk mengatasi kekurangan kekurangan tersebut, terutama sekali dari segi ruangan yang tidak cukup untuk jemaah haji kita. Apalagi bila kita melihat bahwa pada masa yang akan datang, Kerajaan Arab Saudi juga ingin menambah lagi jemaah haji menjelang visi 2030,” paparnya.

Baca Juga: 7 Tempat Bakso Paling Enak dan Recomended di Kuningan Lengkap dengan Jam Bukanya

Diharapkannya, semuai ikhtiarnya adalah untuk terus berkomunikasi dengan pihak berwenang, termasuk Kementerian Haji, Mashariq, dan pihak terkait lainnya, baik dari Indonesia maupun Malaysia, untuk memastikan agar masalah yang terjadi tahun ini tidak terulang di tahun-tahun mendatang.

“Kita lihat juga dari segi fasilitas layanan dasar (kemudahan-kemudahan asas), bahkan masih harus diperbaiki lagi. Insya Allah kita bersama dengan rombongan Indonesia senantiasa mempunyai perbincangan secara berterusan dengan pihak berwajib, termasuk Kementerina Haji, Mashariq, dan lainnya untuk memastikan bahwa apa yang berlaku (terjadi tahun ini) tidak akan berlaku lagi (terulang) pada tahun-tahun mendatang,” harapnya.

Pendapat serupa juga disampaikan oleh Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Hilman Latief. Pertemuan dengan Tabung Haji Malaysia menjadi kesempatan untuk berbagi pengalaman, pandangan, dan pendapat mengenai penyelenggaraan haji tahun ini.

Dikatakan Ujang Hilman, harus diperhatikan terutama terkait pelayanan kepada jemaah haji. Terlihat bahwa pengalaman dan catatan sama, ada layanan yang perlu ditingkatkan di masa depan, terutama dalam kerjasama dengan mitra di Arab Saudi.

Baca Juga: 9 Juta Visa WNA yang Masuk ke Indonesia Diduga Bocor, Kemenkominfo Lakukan Pemeriksaan

Khususnya dengan perusahaan seperti Mashariq, agar jemaah dari Indonesia dan negara lain, termasuk Malaysia, bisa mendapatkan pelayanan yang semestinya. Mengenai tenda, kapasitasnya bisa ditingkatkan di masa depan, tidak masalah jika sedikit padat, namun tidak berlebihan.

“Kita berdiskusi tentang berbagai hal, terutama terkait berbagai layanan jemaah haji. Nampaknya, pengalaman dan catatan kita sama, ada pengkhidmatan atau layanan yang perlu ditingkatkan di masa yang akan datang, terutama dalam kerja sama kita dengan mitra kita di Saudi, khususnya dengan syarikah Masyariq ataupun lainnya, agar jemaah dari Indonesia ataupun negara lain seperti Malaysia bisa mendapatkan layanan yang memang sudah seharusnya. Dari segi tenda, kapasitasnya bisa lebih sesuai ke depan, boleh padat, tapi tidak over gitu ya,” sebut Hilman.

Disambungnya, selain itu, sanitasi juga perlu diperbaiki ke depannya, termasuk pasokan air bersih, makanan, dan ketepatan waktu.

“Kemudian juga sanitasi ingin kita perbaiki ke depan, air bersih, makanan, suplainya, ketepatan wakutbya. Apalagi, Malaysia sama, jumlah lansianya cukup tinggi, kita di indonesia juga cukup tinggi sehingga urusan makan itu sangat penting dan sensitif untuk jemaah yang sudah sepuh,” sambungnya.

Baca Juga: 6 Bakso di Cibinong yang Rasanya Mantap dan Ratingnya Tinggi, Cek Sekarang

Hilman berharap bahwa di masa depan, negara-negara di Asia Tenggara dapat mencapai kesepakatan dan menyusun model penyelenggaraan haji yang lebih proporsional dan profesional. Pembahasan ini juga akan melibatkan Pemerintah Arab Saudi, mengingat terjadinya perubahan dari muasasah menjadi Syarikah. Hal ini menuntut adanya penyelenggaraan haji yang lebih profesional di masa depan.

Disampaikan juga, harapannya adalah agar kesulitan yang dihadapi jemaah, seperti kasus di Muzdalifah, penjemputan yang terlambat, dan masalah lainnya tidak terulang di masa depan. Infrastruktur di Arafah dan Mina juga perlu mendapatkan perhatian, termasuk sanitasi dan pasokan air bersih yang sangat penting. 

“Mudah-mudahan ke depan tidak terulang, kesulitan-kesulitan yang dialami jemaah, seperti kasus di Muzdalifah, penjemputan sampai terlalu siang dan juga keterlambatan. Atau kesiapan infrastruktur tadi juga menjadi sorotan, baik di Arafah maupun Mina. Termasuk sanitasi air bersih itukan vital, tetap harus kita jaga sama-sama. Kita komunikasikan dengan baik pada Pemerintah Saudi secara formal,” tandasnya.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Kemenag


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x