“Kami memperkirakan ini hanya akan berlangsung maksimal empat hari atau dua minggu,” kata Rhonda Stevenson, CEO Orbital Assembly.
“Itu tergantung pada biaya serta kemampuan beradaptasi dengan lingkungan tertentu.” lanjutnya. Selain pertimbangan harga, Stasiun Voyager dan Stasiun Pioneer dirancang untuk meminimalkan kedua faktor tersebut.
Kedua stasiun tersebut menggunakan gravitasi buatan, yang dapat dipahami dengan ilustrasi sederhana: pusaran air dalam ember. Sama seperti seseorang memutar ember dalam lingkaran dan menyimpan air di dalamnya, hotel luar angkasa akan mensimulasikan gravitasi dengan cara yang sama.
Ini menyediakan kamar yang nyaman dan pengalaman bar yang bergaya. Menurut situs Space Voyager, tingkat gravitasi buatan akan bervariasi tergantung kecepatan rotasi.
Baca Juga: Cara Cek Daftar Nama Penerima KJP Plus Tahap 1 2023 Online Pakai HP di Link kjp.jakarta.go.id
Karena faktor fisika yang terlibat, Stasiun Voyager dan Stasiun Pioneer menyerupai roda terapung raksasa dalam banyak hal. Di Stasiun Voyager, pusat dok di tengah stasiun akan menampung kapal dan juga berfungsi sebagai pusat operasi dan kendali.
Lift berbentuk jeruji kemudian mengangkut tamu dan staf ke area perhotelan utama, yang membungkus struktur seperti ban yang menggerakkan roda.
OAC berencana untuk menyajikan "suguhan luar angkasa" tradisional seperti es krim kering beku, sekaligus bertujuan untuk memiliki ruang hiburan untuk aktivitas seperti bola basket, dengan memanfaatkan ruang yang tidak berbobot.
Baca Juga: Dijamin Isi Daging, Ini Dia 6 Warung Bakso di Kota Tagal