PR DEPOK - Sebagai persiapan serangan darat Israel yang semakin intensif, sejumlah negara berupaya membuka kembali perlintasan perbatasan Gaza yang dikendalikan oleh Mesir.
Peristiwa ini terjadi dalam upaya diplomatik untuk mengirim bantuan ke Jalur Gaza yang dikuasai oleh Hamas dan telah menjadi sasaran serangan Israel sejak insiden penyerangan kelompok tersebut yang menewaskan 1.300 orang pada 7 Oktober.
Dalam serangan yang menggemparkan kota dan desa, Israel menjalankan serangan paling intensif yang pernah terjadi di Gaza, memberlakukan blokade ketat, dan bersiap untuk invasi darat.
Ratusan ton bantuan dari berbagai negara terkatung-katung di Semenanjung Sinai Mesir selama beberapa hari, menunggu kesepakatan untuk pengiriman aman ke Gaza dan evakuasi pemegang paspor asing melalui perlintasan Rafah.
"Rafah akan dibuka kembali. Kami sedang menyusun mekanisme bersama Perserikatan Bangsa-Bangsa, Mesir, Israel, dan pihak lainnya untuk mendapatkan bantuan dan mengantarkannya kepada mereka yang membutuhkannya," kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken setelah pertemuan dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Reuters, pada hari Minggu.
Blinken tidak memberikan waktu khusus untuk pembukaan kembali perlintasan. Duta Besar AS yang berpengalaman, David Satterfield, yang diangkat pada hari Minggu sebagai utusan khusus untuk masalah kemanusiaan di Timur Tengah, akan tiba di Mesir pada hari Senin untuk merinci detailnya, kata Blinken.