Pascapenyerangan 5 Tahun Silam, Kantor Majalah Charlie Hebdo Perketat Keamanan

- 8 September 2020, 08:00 WIB
POTRET cover depan majalah Charlie Hebdo pada 1 September 2020.
POTRET cover depan majalah Charlie Hebdo pada 1 September 2020. /AFP/

Saking mulai terbiasanya dengan penjagaan ketat tersebut, Laure Daussy selaku salah satu penulis yang bergabung dengan Majalah Charlie Hebdo mengatakan, setiap pagi hari para staf dan bagian dari kantor majalah tersebut sudah menyapa para polisi.

Padahal sebelum adanya insiden penyerangan, mereka tak harus bertemu polisi pada pagi hari.

Menurut kantor Majalah Charlie Hebdo, setelah menerbitkan karikatur Nabi Muhammad, mereka menjadi sasaran kemarahan dan mereka menganggap hal itu telah merusak simbol kebebasan secara umum.

“Itu (pencetakan ulang) menunjukkan bahwa kami masih berdiri, masih hidup, dan masih melakukan Charlie,” ucap Antonio Fischetti, salah satu penulis yang telah bekerja dengan majalah Charlie Hebdo sejak 1997.

Baca Juga: Soal KAMI Disarankan Jadi Parpol, Refly Harun: Nanti Kita Juga 'Dungu'

Majalah tersebut diketahui telah mencetak 200.000 eksemplar pada minggu lalu, dengan penjualan mingguan sebesar 30.000. Lalu, penjualan sekarang telah kembali sekitar 55.000.

Sementara itu Abdallah Zekri, selaku direktur dari Direktur Dewan untuk umat Muslim, meminta Muslim Perancis untuk mengabaikan karikatur yang dicetak ulang tersebut.

"Saya pikir ini adalah salah satu strategi pemasaran yang dilakukan Charlie Hebdo,” ujar Zekri pada penyiar Franceinfo.

“Saya kembalikan masalah tersebut pada hati nurani masing-masing,” tambahnya.

Baca Juga: Kecanduan Judi Online Hingga Alami Depresi, Mantan Supervisor Kehilangan Keluarga dan Pekerjaannya

Halaman:

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah