Turki Ungkap Perlombaan Senjata Nuklir Semakin Meningkat karena Israel

- 19 November 2023, 17:05 WIB
Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki, Hakan Fidan ungkap keprihatinannya atas kepemilikan senjata nuklir oleh Israel yang picu peningkatan perlombaan senjata nuklir.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki, Hakan Fidan ungkap keprihatinannya atas kepemilikan senjata nuklir oleh Israel yang picu peningkatan perlombaan senjata nuklir. /Sputniknews

PR DEPOK - Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki, Hakan Fidan menyatakan keprihatinannya atas kepemilikan senjata nuklir oleh Israel yang terus berlanjut pada hari Sabtu, 18 November 2023.

 

Turki mengungkapkan hal tersebut dapat meningkatkan perlombaan senjata nuklir, yang mengarah pada situasi yang tidak menguntungkan.

“Kepemilikan senjata nuklir oleh Israel yang sedang berlangsung, ditambah dengan kegagalan denuklirisasi kawasan, akan meningkatkan perlombaan senjata nuklir,” kata Hakan Fidan dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Anadolu.

Menlu Fidan menambahkan, dengan adanya isu tersebut, akan mengakibatkan yang mengarah pada peningkatan nuklirisasi di kawasan itu. Ini bukanlah situasi yang menguntungkan bagi kawasan dan dunia.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Jas Hujan Anti Rembes, Wajib Dibawa Saat Berkendara di Musim Hujan

Kepemilikan senjata nuklir Israel bukan lagi sebagai rahasia publik, namun diketahui senjata nuklir Israel tidak diakui selama bertahun-tahun. Hal tersebut suatu fakta yang sudah diketahui banyak orang.

Kini Israel telah meningkatkan kembali senjata nuklirnya dengan tidak menjadi pihak dalam Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir. Turki juga mengetahui bahwa Israel menerima dukungan dari AS maupun Eropa.

Menlu Fidan menegaskan, bahwa harus adanya penekanan pada denuklirisasi lengkap di wilayah tersebut atau negara-negara lain untuk meningkatkan keamanan mereka, dan menekankan urgensi untuk menemukan solusi dan masalah strategis yang kritis.

Negara-negara Muslim saat ini bersatu dalam sebuah kelompok aksi yang terdiri dari Turki, Indonesia, Nigeria, Yordania, Mesir, Qatar dan Arab Saudi.

Baca Juga: Daftar Referensi Soto di Surakarta Paling Recommended, Simak Alamat Lengkapnya

Baik Organisasi Kerjasama Islam (OKI) maupun Liga Arab memainkan peran penting dalam menangani krisis Gaza di panggung internasional.

“Turki ingin membangun koalisi dengan negara-negara Muslim dan negara-negara Arab dan kemudian memperluas solidaritasnya ke Amerika Latin, Afrika dan negara-negara lain di PBB,” katanya.

Menlu Fidan mengatakan bahwa Turki lebih memilih tindakan kolektif dengan negara-negara lain untuk memaksimalkan dampak dari tindakan mereka.

Mengenai perbedaan sikap antara Turki dan AS mengenai gencatan senjata, Fidan mengatakan bahwa mendukung gencatan senjata segera dan bantuan kemanusiaan yang tidak terputus ke Gaza.

Baca Juga: Cedera Saat Bela Timnas, Erling Haaland Diperkirakan Fit Saat Laga Manchester City vs Liverpool

Fidan menegaskan bahwa Turki tidak menganggap Hamas sebagai organisasi teroris. Hamas beroperasi sebagai partai politik dalam sistem negara Palestina dan merupakan realitas yang lahir dari kondisi pendudukan.

"Kami adalah negara yang mengakui Negara Palestina, dan bersama kami, hampir 140 negara juga mengakuinya. Oleh karena itu, kami tidak memasukkan partai-partai yang beroperasi di dalam negara manapun ke dalam klasifikasi teroris atau non-teroris," katanya.

Kini Israel telah menewaskan lebih dari 12.300 warga Palestina dalam serangan udara dan daratnya di Jalur Gaza. Sementara itu, jumlah korban tewas dari pihak Israel secara resmi mencapai sekitar 1.200 orang.***

Editor: Tesya Imanisa

Sumber: AA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah