Perundingan Pembebasan Sandera Gaza, Israel dan Hamas Menuju Gencatan Senjata

- 22 November 2023, 07:12 WIB
Ilustrasi gencatan senjata di jalur Gaza.
Ilustrasi gencatan senjata di jalur Gaza. /Pixabay/MasterTux/

PR DEPOK - Kini, pemerintah Israel telah berdebat hingga dini hari Rabu untuk mempertimbangkan kesepakatan pembebasan sandera di Gaza dengan militan Hamas Palestina. Hal itu merupakan bagian dari gencatan senjata multi-hari dan pembebasan sejumlah besar tahanan Palestina di Israel.

Para pejabat dari Qatar, yang telah menjadi mediator dalam negosiasi, serta AS, Israel, dan Hamas, telah beberapa hari mengindikasikan bahwa kesepakatan tersebut sudah dekat.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al-Ansari, mengatakan bahwa proposal mengenai kesepakatan pembebasan sandera disampaikan kepada Israel pada dini hari Selasa.

Baca Juga: Lokasi Samsat Keliling di Jabodetabek pada Rabu, 22 November 2023

"Negara Qatar menunggu hasil pemungutan suara pemerintah Israel terkait proposal ini," ujarnya dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Reuters.

Sebelum berkumpul dengan seluruh kabinetnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu dengan kabinet perang dan kabinet keamanan nasional lebih luasnya pada Selasa untuk membahas kesepakatan ini. Hamas diduga masih memegang lebih dari 200 sandera, yang diambil saat para pejuangnya melancarkan serangan ke Israel pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang, menurut data Israel.

Perdana Menteri Israel menyebut intervensi Presiden AS Joe Biden membantu meningkatkan kesepakatan sementara sehingga melibatkan lebih banyak sandera dan lebih sedikit konsesi.

Namun, Netanyahu menyatakan misi lebih luas Israel tetap sama.

Baca Juga: Link Nonton A Good Day to Be a Dog Episode 7 Sub Indo Gratis: Seo Won Bakal Nyatakan Cinta ke Hae Na?

"Kita sedang berada dalam perang dan akan melanjutkan perang ini hingga kita capai semua tujuan kita. Menghancurkan Hamas, mengembalikan semua sandera kita, dan memastikan tidak ada entitas di Gaza yang dapat mengancam Israel," katanya dalam pesan tercatat di awal pertemuan pemerintah terbaru.

Jika disetujui, kesepakatan ini akan menandai gencatan senjata pertama dalam perang di mana serangan Israel telah meratakan sebagian besar wilayah Gaza yang dikuasai Hamas, menewaskan 13.300 warga sipil di enklaf yang padat penduduk ini dan membuat sekitar dua pertiga dari 2,3 juta penduduknya menjadi pengungsi, menurut otoritas di Gaza.

Seorang pejabat AS yang mendapat informasi tentang pembicaraan mengatakan kesepakatan ini akan melibatkan pembebasan 50 sandera dari Israel, sebagian besar perempuan dan anak-anak, sebagai imbalan untuk 150 tahanan Palestina dan jeda pertempuran selama empat atau lima hari. Jeda ini juga akan memungkinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza.

Baca Juga: Dijamin Enak, Rekomendasi 5 Nasi Goreng Wajib Coba di Kabupaten Grobogan, Catat Alamatnya!

Media Israel termasuk Channel 12 News mengatakan bahwa jika kesepakatan disetujui, pembebasan pertama sandera diharapkan pada hari Kamis. Implementasi kesepakatan harus menunggu selama 24 jam untuk memberi warga Israel kesempatan mengajukan banding ke Mahkamah Agung untuk menghalangi pembebasan tahanan Palestina, demikian laporan.

Hamas hingga saat ini hanya membebaskan empat sandera: warga AS Judith Raanan (59) dan putrinya Natalie Raanan (17) pada 20 Oktober, dengan alasan "alasan kemanusiaan," serta wanita Israel Nurit Cooper (79) dan Yocheved Lifshitz (85) pada 23 Oktober.

Sayap bersenjata kelompok militan Palestina, Jihad Islam, yang turut serta dalam serangan 7 Oktober bersama Hamas, mengatakan pada Selasa malam bahwa salah satu sandera Israel yang mereka tahan sejak serangan 7 Oktober telah meninggal.

Baca Juga: Ramalan Shio Tikus, Kerbau, Macan Rabu, 22 November 2023: Rawat Diri, Lakukan Aktivitas Artistik

"Kami sebelumnya menyatakan kesiapan kami untuk membebaskannya atas alasan kemanusiaan, tetapi musuh terus bermain-main, dan ini menyebabkan kematiannya," kata Al Quds Brigades dalam saluran Telegramnya.

Sementara perhatian tertuju pada kesepakatan pembebasan sandera, pertempuran di lapangan terus berlangsung. Mounir Al-Barsh, direktur jenderal kementerian kesehatan Gaza, mengatakan kepada Al Jazeera TV bahwa militer Israel memerintahkan evakuasi Rumah Sakit Indonesia di Kota Gaza. Israel mengatakan militan beroperasi dari fasilitas tersebut dan mengancam akan bertindak terhadap mereka dalam empat jam, katanya.

Rumah sakit, termasuk Al Shifa yang terbesar di Gaza, hampir tidak dapat beroperasi akibat konflik dan kekurangan pasokan kritis. Israel mengklaim bahwa Hamas menyembunyikan pos komando militer dan pejuang di dalamnya, klaim yang dibantah oleh Hamas dan staf rumah sakit.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Depok Rabu, 22 November 2023: Cerah Berawan hingga Hujan Ringan

Pada Selasa, Israel juga mengatakan pasukannya telah mengepung kamp pengungsi Jabalia, titik panas urban utama dan benteng militan Hamas.

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, sebagian besar warga Palestina di Gaza terdaftar sebagai pengungsi karena mereka atau leluhur mereka mengungsi akibat perang pada 1948 saat Israel didirikan.

Agensi berita Palestina WAFA mengatakan 33 orang tewas dan puluhan terluka akibat serangan udara Israel di sebagian Jabalia, perluasan urban padat penduduk dari Kota Gaza di mana Hamas telah melawan pasukan berkendara Israel.

Di selatan Gaza, media yang terafiliasi dengan Hamas mengatakan 10 orang tewas dan 22 terluka akibat serangan udara Israel di sebuah apartemen di Kota Khan Yunis.***

Editor: Nur Annisa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah