Menurut WHO, sekitar 180 vaksin untuk memerangi penyakit baru itu tengah dikembangkan di seluruh dunia, termasuk diantaranya yang sedang diujicobakan pada manusia.
Baca Juga: Kembali Pecah Rekor, Kasus Positif Covid-19 per Rabu 23 September 2020 Bertambah 4.465 Orang
"Kami tidak akan mendukung atau memvalidasi vaksin apa pun sampai terbukti benar-benar aman. Itu harus melewati tingkat standar keamanan tertinggi dan juga efektif," ujarnya.
WHO mengklaim bahwa 172 negara terlibat dalam diskusi untuk berpotensi berpartisipasi dalam rencana tersebut.
"Sampai hari ini, 64 negara berpenghasilan tinggi telah menyerahkan komitmen yang mengikat secara hukum untuk bergabung dengan COVAX," kata Kepala Aliansi Vaksin GAVI, Seth Berkley.
Baca Juga: Dituduh Sengaja Sebarkan Covid-19 ke Dunia, Xi Jinping: Jangan Ada Negara yang Politisasi Virus!
Selain itu, dirinya menuturkan sebanyak 38 negara tambahan diharapkan segera menandatangani.
Dirinya melanjutkan negara-negara ini akan memiliki akses ke vaksin dalam portofolio COVAX dan akan membayar dosisnya sendiri.
Sementara itu, sebanyak 92 negara berpenghasilan rendah yang telah bergabung dengan COVAX akan membeli dosis vaksin untuk mereka.
Baca Juga: Warga Dihimbau Waspada, Beberapa Klaster Baru Covid-19 Bermunculan di Jakarta, Pernikahan Terbanyak