Alami Perubahan, Negara Maju Dinilai Balikan Posisi Ruang Negosiasi Perubahan Iklim

- 4 November 2020, 11:53 WIB
Ilustrasi karhutla. /Pixabay/Ylvers
Ilustrasi karhutla. /Pixabay/Ylvers /

PR DEPOK - Perubahan iklim merupakan salah satu isu yang terus dibahas setiap tahunnya oleh komunitas dunia.

Hal ini lantaran seiring berjalan waktu, pemanasan global terus mengalami peningkatan hingga berakibat pada mencairnya es di kutub utara dan selatan.

Selain itu, pemanasan global juga berdampak pada terjadinya kerusakan iklim yang menghasilkan perubahan iklim yang ekstrem.

Baca Juga: Bambang Soesatyo Dukung Sikap Joko Widodo dan Recep Tayyip Erdogan Kecam Emmanuel Macron

Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar mengatakan dalam kerangka kerja sama global di sektor kehutanan yang disusun berdasarkan acuan kondisi setidaknya 10 atau 15 tahun lalu tantangannya seolah semua berada di negara berkembang.

"Seakan negara maju punya pengetahuan dan track record yang lebih baik, sehingga arah kerja samanya negara maju membantu negara berkembang," katanya seperti dikutip oleh pikiranrakyat-depok.com dari Kantor Berita ANTARA.

Dalam beberapa tahun terakhir, menurut Mahendra negara-negara maju mengalami kebakaran hutan dan lahan dalam skala yang lebih besar dibandingkan dengan negara-negara berkembang.

Baca Juga: Israel Semakin Khawatir Soal Hasil Pilpres AS 2020, Terlebih Jika Joe Biden Memenangkan Pertarungan

Sumbangan peningkatan emisi gas rumah kaca dari kebakaran hutan dan lahan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Australia, dan negara-negara Eropa pun menjadi lebih besar.

Mahendra menuturkan bahwa dalam tahun 2020 tercatat telah terjadi 1.626 kebakaran hutan dan lahan di Eropa.

Halaman:

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x