Kisah Akhir Perjalanan Donald Trump, Petahana Pertama yang Gagal Sejak 1992

- 8 November 2020, 08:55 WIB
Donald Trump
Donald Trump /Instagram / realdonalstrump/@realdonalstrump

PR DEPOK - Kemenangan Joe Biden di Pemilihan Presiden Amerika Serikat (Pilpres AS) 2020, menjadi akhir perjalanan Donald Trump di kursi orang nomor satu di negeri paman sam itu.

Bagi Donald Trump, ini adalah akhir yang meresahkan setelah kebangkitan politik yang mencengangkan empat tahun kebelakang.

Dalam masa perjalanan politiknya di AS, sang pengembang real estat yang membangun merek nasional sebagai tokoh reality TV tersebut membuat marah Hillary Clinton dari Partai Demokrat, sebagai pesaingnya di Pilpres AS 2016.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini, Minggu 8 November 2020, Capricorn Akan Menerima Tamu

Donald Trump berhasil memenangkan kursi kepresidenan pada tahun 2016 dalam pencalonan pertamanya untuk jabatan terpilih tersebut.

Empat tahun kemudian, Donald Trump menjadi presiden Amerika Serikat pertama yang kalah dalam pemilihan ulang sejak calon petahana terakhir dari Partai Republik, George H.W. Bush yang juga gagal pada tahun 1992.

Terlepas dari pembatasan imigrasi yang kejam, Donald Trump membuat terobosan mengejutkan dengan para pemilih Latin.

Baca Juga: Tanggapi Kemenangan Joe Biden, Donald Trump: Pemilihan Ini Masih Jauh dari Selesai

Dirinya juga memenangkan negara bagian medan pertempuran seperti Florida, di mana janjinya untuk memprioritaskan ekonomi bahkan jika hal tersebut meningkatkan ancaman Covid-19 yang tampaknya bergema di seluruh negeri.

Pada akhirnya, bagaimanapun Donald Trump gagal untuk secara signifikan memperluas daya tariknya di luar inti yang berkomitmen dari pemilih kulit putih pedesaan dan kelas pekerja yang memeluk populisme sayap kanan dan nasionalisme 'America First'.

Sebelum pemilihan, Donald Trump telah menolak berkomitmen untuk transfer kekuasaan secara damai jika dia kalah dari Biden hingga pesaingnya memastikan kemenangannya, dirinya tetap pada prinsipnya itu.

Baca Juga: Alami Perubahan, Berikut Daftar Harga Emas Antam di Pegadaian Hari Ini Minggu, 8 November 2020

Donald Trump juga secara arogan telah menyatakan kemenangan jauh sebelum penghitungan selesai.

Sebelum proyeksi kemenangan Joe Biden dan peluang pemilihan kembali dirinya memudar, Donald Trump melancarkan serangan luar biasa terhadap proses demokrasi Amerika Serikat dari Gedung Putih pada hari Kamis lalu.

Donald Trump dengan secara keliru dan arogan mengklaim bahwa Pilpires AS 2020 telah dicuri darinya.

Baca Juga: Dipastikan Akan Menjadi Presiden Amerika Serikat ke-46, Joe Biden Ungkapkan Proritas Pertamannya

Tidak memberikan bukti yang cukup atas klaimnya tersebut, Trump menyerang pejabat otoritas pemilu dengan dugaan penipuan hasil suara di negara bagian.

Di mana justru hasil dari semakin berkurangnya suara yang tidak terhitung, mendorong Biden lebih dekat ke kemenangan.

"Ini adalah kasus di mana mereka mencoba mencuri pemilu," kata Trump pada Kamis lalu seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Reuters.

Baca Juga: Penyebar Video Syur Akan Diburu Kepolisian, Polda Metro Jaya Tunggu Laporan dari Gisella Anastasia

Menanggapi pernyataan kontroversi Trump, membuat Biden angkat suara melalui akun Twitternya, @JoeBiden.

"Tidak ada yang akan mengambil demokrasi kita dari kita. Tidak sekarang, tidak selamanya," cuit Biden di akun Twitternya.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah