PR DEPOK - Seorang siswi di salah satu SMA Negeri di Kota Tasikmalaya diduga menjadi korban kekerasan teman pria nya berinisial Ar**, teman sekolahnya. Kabar tersebut didapat seusai orang tua korban mengungkapkan kekecewaanya di media sosial.
Luka Korban dan Kekecewaan Orang Tuanya
Korban yang belum bisa disebutkan namanya itu mengalami beberapa luka di tubuhnya. Ada luka lebam dan pada bagian tubuh yang jumlahnya ada tiga titik. Pelipis mata sebelah kirinya juga terluka.
Orang tua korban mengungkapkan rasa kecewa karena pihak sekolah dirasa melindungi pelaku dan cenderung mengintimidasi korban. Usut punya usut, pelaku diduga merupakan anak orang yang berpengaruh dari instansi pendidikan.
Baca Juga: Profil Eeng Saptahadi, Aktor yang Dikabarkan Meninggal Dunia
“Anak wanita saya menjadi korban kekerasan (pemukulan) dari siswa laki-laki bernama Ar**. Saya heran dengan pihak sekolah SMA Negeri Kota Tasikmalaya kenapa tidak melakukan perlindungan terhadap korban wanita dan cenderung membela pelaku?"
“Dan keheranan saya terjawab hari ini, anak saya dipanggil ke ruangan guru oleh pihak sekolah dan orangtua pelaku. Menurut saya pertemuan hari ini sudah tidak fair, pelaku (ortu) vs korban (anak).”
“Kesimpulan yang saya terima dari rekaman anak saya selama pertemuan, ternyata orangtua pelaku merupakan orang berpengaruh dan pejabat di Inspektorat Jenderal Kemendikbud.”
“Bagi saya ini pertemuan nggak fair, karena didalamnya sudah ada unsur intimidasi terhadap anak saya dari orangtua pelaku. Ini sudah tidak lagi menjadi teladan bagi seorang pejabat di instansi pendidikan,” ungkap akun instagram @joelianaaaaa, dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari kabar-priangan.com.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Aries, Taurus, Gemini dan Cancer Besok 23 Mei 2023: Tabungan Cancer Terkuras
Respon Polisi dan KPAID Kota Tasikmalaya
Pihak orang tua telah mengadukan ke kepolisian dan polisi juga membenarkan adanya laporan yang masuk pada Selasa, 16 Mei 2023 kemarin. Polisi pun memulai upayanya dengan mengambil langkah mediasi namun sayangnya gagal.
“Sudah, sedang ditangani oleh Unit PPA Satreskrim Polres Tasikmalaya Kota.”
“Memang muncul keinginan dari satu pihak agar perkara ini diselesaikan dengan RJ (restorative justice), tapi belum [ada kata sepakat dari pihak korban], sehingga perkara ini masih kami tangani,” ujar Ipda Jajang Kurniawan selaku Paur Humas Polres Tasikmalaya Kota, dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari kabar-priangan.com
Baca Juga: Bakso Enak di Kota Depok? Ini 7 Rekomendasi Kedai Bakso yang Cocok Dikunjungi
Orang tua korban memang mengakui sudah mendapat tawaran untuk diselesaikan lewat jalur kekeluargaan, mediasi. Sayangnya ia menolak hal tersebut karena anaknya merasa diintimidasi.
“Sudah (upaya mediasi di Polres). Tapi proses saya lanjut. Karena anak saya posisi drop diintimidasi,” ungkap Joeliana.
KPAID Berikan Pendampingan untuk Korban
Baca Juga: Profil dan Karier Rebecca Klopper di Dunia Akting, Ada Film yang Belum Tayang
Lebih lanjut, KPAID pun langsung mengklarifikasi dengan cara menemui korban. Setelah itu pihak KPAID memberikan pendampingan guna melindungi korban. Hal itu tetap dilakukan meski belum ada laporan langsung dari korban ke pihak KPAID.
“Kami telah melakukan kontak dengan korban dan akan melakukan assessment serta melakukan pendampingan terhadap korban," ungkap Rina selaku ketua KPAID Kota Tasikmalaya.***
Artikel ini pernah tayang di Kabar Priangan dengan judul "Kasus Dugaan Kekerasan yang Dialami Siswi SMA Negeri di Kota Tasikmalaya, Begini Sikap KPAID"