PR DEPOK - Politisi Partai Gerindra, Fadli Zon diketahui bersama begitu 'vokal' berkomentar terkait insiden tewasnya enam laskar Front Pembela Islam (FPI).
Sebelumnya, Fadli Zon meminta pemerintah untuk segera membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) independen, yang merupakan aspirasi dari masyarakat yang disampaikan kepada DPR.
Komentar terbaru, Fadli Zon sebut sudah tiga minggu insiden tewasnya enam laskar FPI tersebut terus berlalu.
Baca Juga: Lama Tak Terdengar kabarnya, Jenderal Polisi Ini Ternyata Sudah 16 Hari Dirawat Karena Covid-19
Selain itu, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI ini menilai alasan yang disampaikan pihak kepolisian belum jelas karena terus berubah-ubah.
Begitu 'vokal-nya' Fadli Zon berkomentar terkait insiden tewasnya enam laskar FPI itu menarik perhatian Ketua Progres 98, Faizal Assegaf.
Melalui cuitan di akun Twitter pribadinya @faizalassegaf dan dikutip Pikiranrakyat-Depok.com, Senin 28 Desember 2020, Faizal meminta Fadli Zon berhenti untuk terus komporin umat Islam.
Baca Juga: Dengar Ucapan Natal Gus Yaqut, Guntur Romli: Merinding, Ini Bukan Hanya Seremonial atau Basa-Basi
"Biarkan proses hukum berjalan sesuai arahan @jokowi scr adil & transparan," ujar dia menambahkan.
Lebih lanjut, sosok kritikus pemerintahan ini menilai tidak elok apabila kasus hukum dipolitisir secara liar.
Masih dalam cuitan yang sama, Faizal mengatakan apabila ada bukti pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) silakan untuk menyodorkan secara jelas dan terang.
"Klu ada bukti pelanggaran HAM monggo disodorkan dgn jelas & terang agar publik tdk dibuat resah," ucap Faizal mengakhiri.
Baca Juga: Sebut Ide Sandiaga Buat Jaket Biru ala Istana Jenius, Faizal: Jangan Lupa Minta Arahan dari Luhut
Seperti diketahui, telah terjadi insiden baku tembak di antara pengawal Habib Rizieq Shihab dengan pihak kepolisian.
Insiden baku tembak yang menewaskan enam laskar FPI tersebut terjadi di Jalan Tol Jakarta-Cikampek KM 50 pada Senin, 7 Desember 2020 lalu.
Keenam laskar tersebut disebutkan polisi menghalangi aksi regu kepolisian saat melakukan pengintaian.***