Luruskan Ucapan Luhut yang Sebut 2 Juta Data Kasus Covid-19 Belum Tercatat, Jubir Menko Marves: Sebenarnya...

8 Februari 2021, 06:00 WIB
Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan. /ANTARA/

PR DEPOK - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) sekaligus Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 Luhut Binsar Pandjaitan hingga kini terus mendorong adanya integrasi data kasus dalam penanganan pandemi Covid-19.

Menko Marves Luhut Binsar sempat menyampaikan, masih ada hampir 2 juta data atau mungkin lebih data yang belum di-entry atau tercatat.

Pernyataan itu disampaikan Luhut Binsar dalam pertemuan dengan Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono, ahli kesehatan, dan epidemiolog yang digelar secara daring pada Kamis, 4 Februari 2021.

Baca Juga: Susi Pudjiastuti Tiba-tiba Minta Tolong ke Jokowi: Mohon Dibantu Imbauan dari Pak Presiden, Hentikan...

Baca Juga: FPI Bantah Terlibat dengan ISIS, Luqman Hakim: Padahal Bertebaran Jejak Dukungannya pada ISIS, Aneh Banget!

Meluruskan pernyataan Luhut Binsar tersebut, Juru Bicara (Jubir) Menko Marves Jodi Mahardi mengungkapkan bahwa angka dua juta itu bukan lah data kasus positif yang ditutupi.

Akan tetapi menurut Jodi, angka dua juta itu justru merupakan kasus-kasus negatif yang belum terlaporkan.

"Sebenarnya bukan dua juta kasus positif yang belum masuk. Tetapi, ada banyak hasil tes negatif yang tertunda untuk dilaporkan oleh laboratorium," ucap Jodi sepeti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.

Baca Juga: Banjir di Semarang Disebut Siklus 50 Tahunan, Andi Arief: Pengetahuan Baru, Harusnya Dihitung Tiap Tahun!

Baca Juga: Klaim Jakarta tak Banjir Bukan Hasil Anies, Teddy: Dia Gak Perlu Kerja, Tinggal Teruskan Program Pendahulunya

Menurutnya, hal tersebut terjadi karena selama ini banyak laboratorium yang cenderung lebih dulu melaporkan kasus positif agar segera mendapatkan penanganan hingga membuat data kasus negatif tertunda untuk dilaporkan.

"Karena jumlah tes yang besar dan tenaga entry terbatas, laboratorium cenderung lebih dahulu melaporkan hasil positif agar bisa segera ditindaklanjuti," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu 6 Februari 2021.

Dia juga menyampaikan bahwa mungkin beberapa pihak salah menangkap maksud dari pernyataan yang disampaikan Menko Luhut dalam pertemuan virtual tersebut.

Baca Juga: Banjir Rendam Semarang dan Bukan Jakarta, Rocky: yang Kecewa Itu Risma, Padahal Ia Datang untuk Menyaksikannya

Baca Juga: Sekian Lama Bungkam, Wishnutama Akhirnya Ungkap Alasan Mundur dari Trans TV dan Tinggalkan Chairul Tanjung

Yang dimaksud Luhut Binsar terkait berpengaruhnya pada positivity rate menurut Jodi adalah dua juta tersebut justru akan membuat angka positivity rate menurun, bukan meningkat.

"Jadi ketika data tersebut nanti sudah terintegrasi dan dimasukkan, angka positivity rate juga akan turun karena memang banyak data kasus negatif yang tertunda untuk dilaporkan sebelumnya," ujar Jodi.

"Jadi, artinya bukan ada kasus positif yang ditutupi dan yang ditakutkan terjadi lonjakan rasa-rasanya tidak akan terjadi," ucapnya menambahkan.***

 

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler